Ini adalah
tanggal sembilan yang kesekian kalinya. Belakangan aku tak banyak tersenyum ataupun
menangis. Aku tak melakukan banyak hal. Sejujurnya aku hampir tak melakukan
apapun. Dokter yang kukunjungi setiap bulan menyarankan untuk menambah dosis
antidepresanku, tetapi aku menolak. Setelah keluar dari ruanganya aku mulai berpikir;
mungkin ada perubahan baik jika aku sedikit lebih menurut pada dokter itu.
Aku tidak suka
hujan saat perutku lapar. Bukannya aku membenci hujan, sejujurnya aku suka
berjalan di bawah gerimis. Aku hanya orang yang seperti itu. Aku sering kali
marah dan jengkel tapi sulit untuk membenci. Kurasa, ada banyak orang seperti
aku.
Ada banyak
orang yang saling bergandengan tangan sebagai bentuk cinta, tetapi tidak semua
tangan yang saling menggenggam adalah cinta. Ada banyak orang yang berpelukan
setelah lama tak bertemu, tetapi tidak semua pelukan adalah penawar rindu.
Aku banyak
bicara pada sebagian orang dan cenderung pendiam pada sebagian lainnya. Aku tidak
pandai berbohong tapi juga tidak handal mengutarakan kejujuran. Aku tidak
pernah mengungkapkan betapa bahagianya aku ketika kau menelpon setiap bulan di
tanggal sembilan. Aku tau kau khawatir, dan aku senang kau khawatir.
Orang-orang
mengungkapkan cinta lewat surat, bunga dan cincin, tetapi kau tidak begitu. Kau
lupa kapan hari jadi kita, dan sebenarnya aku juga tidak terlalu peduli. Tanggal
sembilan bukanlah hari jadi kami. Kurasa itu tanggal sepuluh atau dua belas,
aku hanya yakin itu di bulan Mei.
Malam
hari di tanggal sembilan selalu terasa hangat meski di musim gugur. Kau
berpura-pura tenang dan menahan diri untuk tidak bertanya berbagai hal setiap
kali kita bertemu di depan rumah sakit. Aku tau kau lebih mengutamakan
kenyamananku dibandingkan rasa khawatir dan ingin tahumu. Kau seolah-olah senggang
di malam hari setiap tanggal sembilan, walau aku tau kau sebenarnya diam-diam
membatalkan beberapa rencanamu.
Aku yang
berpura-pura marah dan mengomel untuk menutupi rasa khawatirku setiap kau sakit,
dan kau yang selalu membawakan kue kesukaanku dengan alasan ‘kebetulan lewat’
adalah bentuk cinta. Aku tau aku dicintai olehmu, dan aku yakin kau juga
begitu. Kita tidak begitu pandai mengatakan betapa kita saling mencintai, sebab
kita hanya bukan orang yang seperti itu.
Mungkin ini
nggak menyentuh hati kalian, tapi cobalah lebih teliti untuk menemukan cinta di
sekitar kita.