hahaha ini dia naskah buat ikut dare-nya Chintya Tjoa..
enjoyyy!!
“hmm, mungkin ini bisa jadi tempat wisatan yang bagus untukmusim panas” seru Nicky seraya menunjukkan majalah edisi bulan lalu (yang entahdidapatnya dari mana) pada keempat temannya.
“Penginapan Berhantu Blaby Hill?” Baca Kian dengan nadamenggantung. “nama yang aneh”
“mungkin karena penginapan ini terdapat di bukit Bloom,makanya dinamai Blabyhill” Jawab Nicky asal.
“bukan, coba baca paragraph ketiga, disebut Blaby karenamemang penginapan ini berbicara” sahut Brian yang masih focus membaca halamanbergambar rumah tua megah itu.
“penginapan itu berbica? Aneh sekali” namun Kian merasa tertarik hingga membacaartikel itu juga. “tapi sepertinya menarik”
“ah, paling hantunya adalah pegawai di penginapan itu yangberusaha menakut-nakuti pengunjung.” Brian tidak terlalu bersimpati. “Jamanseperti ini, manusia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang. Termasukmenakut-nakuti.”
“coba lihat!” Kian menunjuk pada sebuah kalimat dalamartikel itu. “Sering terdengar suara-suara aneh di penginapan itu, mungkin itusebabnya dinamai Blaby hill.”
“bisa jadi”
“pasti suara-suara aneh itu berupa: tangisan di tengahmalam, bunyi ketukan pintu, atau bunyi pintu dibuka dan di tutup. Itu tipuankuno. Mereka masih memakai cara usang nenek moyang mereka.”
“tunggu dulu, di mana tadi?” Tanya Kian.
“dimana apanya?” Nicky bertanya balik.
“letak penginapan ini”
“Bukit Bloom..” Jawab Brian malas.
“Nah! Apa kalian lupa berita yang sungguh sangat tua itu..kasus orang hilang ?” Kian berusaha mengingatkan kedua sahabatnya.
“maksudmu kasus hilangnya 13 wisatawan domestik itu?” Nickymemastikan.
“yep! Dan kejadiannya di Bukit Bloom! Mereka hilang di waktuyang berbeda-beda, mungkin selisih beberapa bulan, tapi tidak ada yang taupasti mereka menghilang di mana. Yang pasti mereka menghilang di sekitar bukititu.”
“lalu apa kaitannya wisatawan hilang dengan penginapan hantubualan itu?” Brian mengerutkan keningnya.
“jangan bilang kalian berfikir,wisatawan itu hilang lalu meninggal dan menghantui bukit Bloom, termasukpenginapan hantu bualan itu”
“kira-kira begitulah..” jawab Kian.
“ayolah Bri, sepertinya ini tujuan yang bagus. Siapa taukita bisa jadi detektif dadakan hahaha”
“Polisi sudah melakukan penyelidikan ke sana dan tidakmenemukan apa-apa, kau tidak mungkin lebih handal dari polisi-polisi itu. Tapi,baiklah, aku tertarik. Hanya saja kita harus membawa Shane dan Markie, hahahaaku sungguh tertarik untuk melihat wajah ketakutan mereka”
*
Jalan menuju Blaby Hill memang tidak bisa dikatakan dalamkondisi bagus. Jalan menuju penginapan itu hanya berupa jalan tanah yangberuntung dapat ditempuh menggunakan mobil. Sehingga 5 bocah raksasa itu tidakperlu berjalan kaki mendaki bukit. Mereka yakin jika hujan turun maka yangmereka lintasi bukan jalan tanah melaikan kolam lumpur.
“sudah ku bilang! Penginapan berhantu itu bukan tujuan yangbagus untuk liburan!” Shane masih berpegang tegus pada keyinannya, ide menginapdi Blaby Hill adalah ide buruk. Bahkan Shane sudah mengira-ngira bahwa ini akanmenjadi liburan musim panas terburuk seumur hidup. “jalannya berkelok-kelok,belum lagi permukaannya tidak datar, dan aku sudah merasa mual.” Shanememijat-mijat pelipisnya.
“Oh, diamlah Shane! tidak bisakah kau menikmati ciptaanTuhan yang indah ini!” akhirnya Brian membalas gerutuan itu, setelah sekianlama Shane menggeruti di sepanjang jalan. Pemandangan di bukit Bloom memangindah. Tak banyak campur tangan manusia di bukit ini, kecuali jalan tanah yangkeriting ini, dan beberpa lainnya yang tidak diketahui. Pohon-pohon besardengan daun-daun mereka yang hijau, beberapa bunga liar yang mungkit tidakmereka temukan di kota, dan serangga musim panas yang banyak macamnya!
“lebih kau diam dan tidak menggerutu seperti Mark”. Semuamelirik kearah Mark (kecuali Kian yang fokus menyetir) yang sedang tertidurpulas seperti mayat.
“bagaimana bisa aku tidur jika jalannya sama jelek denganwajahmu, Bri!” bukan hanya gerutuan, Shane juga menambahkan toping ejekan dalamkalimatnya. Sungguh membuat Bria kesal dua kali lipat.
“kalau begitu, tutup saja mata dan mulutmu dan berharaplahkau akan segera menjadi mayat bernafas seperti Mark!” Shane hanya diam denganwajam masam. Namun ia tidak membantah kata-kata Brian. Shane menutup mata danmulutnya kemudia memsang posisi untuktidur.
“aku mual…” tiba-tiba Mark terbangun dengan tangannya yangmeraba-raba seperti mencari sesuatu. “aku mau mun_ HOOOEEKK!!” dia bahkan belummenyelesaikan kalimat terakhirnya sebelum isi perutnya keluar.
“MARKIEEE!!! Jangan bilang kau muntah di mobilku!! Aku barumencucinya kemarin!! Dan kau tau apa? Mereka tidak menulis ada vasilitas cucimobil di penginapan itu!!” Mark memang muntah di dalam mobil milik Kian, tapidia tidak memuntahi Kian. Namun Kian berbicara seakan Mark memuntahi wajahnya.Penuh dengan rasa kesal, dan jijik pastinya.
Shane yang berada tepat di samping Mark, yang tadinya sudahmemejamkan mata dan mulutnya, berusaha untuk tidur, sekarang terbelalak denganpenuh perasaan jijik dan kesal, dan siap untuk mulai menggerutu lagi.
“untunglah aku di sampingmu Shane, bukan di samping Mark”Nicky tersenyum dengan penuh rasa syukur, walaupun sebenarnya dia juga merasaagak jiji, tapi tidak sejijik Shane dan Kian.
“perutku mual..” suara Shane terdengar lemah. “sepertinyaaku akan muntah”
*
Penginapan berhantu Blaby Hill merupakan sebuah rumah tuayang besar dan megah. Cat putihnya yang sudah mulai terkelupas membuatpenginapan itu berkesan horror, belum lagi penginapan itu ditumbuhi denganbatang-batang kayu yang tinggi di sekitarnya. Namun, kesan megah tidaksedikitpun berkurang karena hal itu.
Jumlah kamar di penginapan itu tidak banyak, mungkin hanyasekitar 10 atau 12 buah. Jangan heranjika harga menginap di sini sangat-sangat menguras kantong. Kalaudipikir-pikir, kenapa ada orang bodoh yang mau membayar mahal hanya untukmenginap di tempat seram dan minta ditakut-takuti? Kelima laki-laki itu, bisajadi masuk dalam daftar orang bodoh itu. Tapi itulah manusia, mereka bersediamembayar mahal hanya untuk sesuatu yang menantang. Kalau hanya menantang,kenapa mereka tidak berkemah di tengah area pemakaman? Ah, entahlah..
Perabotan di penginapan ini memang sungguh-sungguh kuno.Kita bisa melihatnya dari sofa-sofa yang sudah mulai usang dengan modelnya yangkuno, mungkin ini sofa nenek buyut yang empunya penginapan ini. Bukan hanya sofa, tapi juga lampu, mejaresepsionis, dan masih banyak lagi.
Meraka tiba di Blaby Hill saat sore tiba. Kian bersyukurbukan main karena salah satu dari karyawan di penginapan itu ada yang bersediamembersihkan mobilnya (tentunya ia bersedia karena belum tau apa yang perlu iabersihkan di dalam sana). Walaupun mereka harus membayar biaya tambahan untukitu.
Mereka sempat berbincang-bincang dengan resepsionis yangsekaligus pemilik penginapan ini. Penginapan ini memang sengaja dibuat sehorormungkin untuk menarik perhatian pengunjung. Seperti saat mereka baru saja tiba,pintu masuk bergerak-gerak sendiri, dan itu membuat Shane merinding! Mark tidakterlalu mempedulikannya karena ia masih merasa mual dan harus segera bertemudengan kasur. Brian yakin itu adalah salah satu Trik kuno dari nenek moyangpemilik penginapan ini.
Pekerja di penginapan ini sungguh sangat sedikit. Hanya 5orang yang sudah termasuk dengan tukang kebun. Alasan pekerja di sini sedikit karena Bukit Bloom adalah daerahterpencil yang jauh dari keramaian penduduk. Bayangkan saja, di bukit ini hanyaada sebuah penginapan dan sisanya hutan yang entah isinya apa. Alasan jauh daripemukiman dan yang konon katanya berhantu, jarang sekali ada yang mau bekerjadi sini. Belum lagi dengan gaji yang kecil walaupun biaya penginapannya mahal.Sebut saja pemilik penginapan ini pelit. Mungkin bagi para pekerja , hantu yangsesungguhnya di penginapan ini adalah Jhonatan Groo, pemilik penginapan ini.
Dan Jhonatan sendiri adalah pria yang mungkin sudah berusialima puluhan dengan beberapa uban tumbuh di antara rambut coklatnya yang agakberantakan. Kerut-kerut di wajahnya terlihat jelas bahwa ia telah berumur.Jidatnya yang lebar menunjukkan bahwa ia seorang pemikir keras. Tatapannyatajam walaupun ia sedang tersenyum. Ok, mungkin dia agak mengerikan dan dapatdi pastikan anak kecil yang melihatnya pasti mengira dia hantu dan merengekminta pulang. Dia sama kunonya denganperabotan di penginapan ini, bisa di lihat dari setelannya yang memudar sehinggaterlihat usang. Dan Kian masih ingat pada kakeknya punya setelan yang miripseperti yang dikenakannya.
“teman-teman, bagaimana jika setelah makan malam kitaberjalan-jalan di sekitar penginapan. Hantu beraksi di malam hari bukan?” Kianmelirik Shane, mencoba menggodanya.
“tidak mau, aku masih lelah. Lagipula aku masih merasa agakmual.” Tolak Shane. Dua alasan mengapa Shanemenolak dan memberi alasan itu: pertama, dia belum pernah dan tidak akan pernahmau bertemu atau mendengar suara hantu. Kedua, Karena dia memang masih merasamual.
“kudengar hantu tertarik pada orang yang mual akibatperjalanan jauh” Seru Nicky dengan wajahpolos yang merupakan sebuah kebohongan.
Shane menelan ludah dan wajahnya mulai pucat.
*
Perjalanan yang panjang memang membuat tubuh berkeringat danlengket, karena itulah Brian memutuskan untuk segera mandi. Lampu di kamarmandi itu tidak begitu terang, tapi cukuplah sebagai penerangan di kamar mandi.Brian memejamkan matanya saat rintik-rintik air dari shower itu membasawiwajahnya. Begitu nyaman, rintik-tintik itu seperti memijat kulitnya yanglengket. Sedikit menghilangkan kepenatannya.
Di tengah-tengah suara rintikan air yang menetes ke lantai kamar mandi, ada suara lainyang bisa Brian dengar dengan telinganya. Bukan suara nafasnya di antararintikan air, bukan suara tangannya yang bergesekan dengan rambutnya. Suaradari langkah kaki yang berjalan di lantai basah, riakan airnya begituterdengar. suara itu seakan berada sangat dekat dengan Brian.
“Trik kuno..”gumam Brian dalam hati.
*
Kian sudah merasa segar sekarang, hatinyapun lega setelah iamelihat sendiri mobilnya yang telah bersih. Dia telah tampil rapi dan masihmematut-matut diri di depan cermin. Bukan Kian namanya kalau tidak sempurnahdulu sebelum tampil. Entah sudah berapa lama ia merapikan poni lucunya. Danentah sudah berapa kali ia cengar-cengir di depan cermin.
Kian tau pewangi ruangan di kamarnya berbau lavender, namunselama beberapa detik ia mencium bau lain selain lavender. Kian kenal benar bau yang satu ini, parfummawar. Parfum yang pernah di gunakan salah satu mantan pacarnya, karena mantanpacarnya begitu menyukai bunga mawar. Tak heran jika dulu ia punya toko bungalangganan karena ia wajib membawakan mawar jika berkencan dengan gadis itu. Bauitu lumayan kuat selama beberapa detik dan kemudia menghilang digantikan denganwangi laverder.
“hmmm… seleran hantuini, lumayan juga..”
*
Nicky baru saja ingin keluar dari kamarnya. Ia sudah siapmemenuhi ajakan Kian untuk ‘jalan-jalan’ karena hantu keluar di malam hari.Namun ia berbalik ke meja rias karena sadar handphonenya tidak berada dikantong celananya, tapi terletak di atas meja dias, tempat ia meletakkannyasebelum ia masuk ke kamar mandi.
Nicky meraih handphonenya dan memasukkannya ke saku. Tapibenda kecil itu sedikir menarik perhatian Nicky. Semua orang tau bahwa rambutNicky itu pirang, lagi pula ia tidak punya masalah dengan rambut rontok. Namun,sisir yang baru 5 menit tadi ia gunakan terlihat sedikit aneh. Beberapa helairambut berwarna hitam yang lumayan panjang tersangkut di antara jari-jari sisiritu.
Nicky tidak berkomentar apa-apa.
*
Shane, dengan alasanmalas, capek, mual, dan lain sebagainya, tidak ikut serta dalam ‘jalan-jalan’di malam hari. Kian menertawakan Shane dengan mulut menganga lebar, begitu jugadengan Brian, begitu juga dengan Nicky. Namun tawa selebar apapun sepertinyatidak akan mengubah keputusan Shane. Sedangkan Mark lebih memilih untuk kembalike kamar, bertemu dengan bantal, selimut dan seprai. Untuk apa terlalu takut,toh kalau sudah tidur dia tidak akan tau ada hantu atau tidak.
Kamar di rumahnya dengan kamar di penginapan ini tidakberbeda jauh luasnya. Tapi entah kenapa kamar di penginapan itu terasa sangatluas bagi Shane. setelah berlari cepat ke atas tempat tidur dan membungkusdirinya dengan selimut, niatnya yang ingin langsung tidur agar tidak melihatsetan, tak terlaksana dengan baik. Shane bahkan terlalu takut untuk memejamkanmatanya.
“hantu itu tidak ada. Sekalipun ada, dia tidak akan beranimemakanmu Shane.. kau terlalu berlemak” Shane berbicara pada dirinya sendiri,mencoba menenangkan dirinya sendiri yang sebenarnya tidak bisa dia tenangkan. Shanetidak habis berlari 10 kilo meter, tapi nafasnya terengah-engah.
Rumah megah yang tinggi ini terdiri dari dua lantai, tidaktermasuk dek yang sepertinya di pakai karena ada tangga menuju ke sana. Dan Shaneberada di lantai atas bersama Mark dan Kian. Dengan kamar yang berbedatentunya. Padahal Shane sudah merengek-rengek di saat berada di mejaresepsionis agar bisa sekamar dengan siapa saja asalkan jangan sendirian. NamunKian hanya menjawab begini
“Kamu tidak akan sendirian, kan ada hantunya! Hahaha Kamipesan 5 kamar” ingin pulang rasanya saat Shane mendengar kalimat itu.
Bayang-bayang hantu yang mengerikan yang pernah dilihatnyadi dilm-film, berputar-putar di kepalanya. Bahkan ia berharap tidak perlu adamalam untuk hari ini, lebih baik siang sepanjang hari. Karena menurut film-filmyang ditontonnya, hantu tidak berkeliaran di siang hari.
Shane dihantui pikirannya sendiri dan sepertinya hantu ituada di otaknya sendiri. Dia tidak bisamenahan dirinya untuk tetap berada di kamar ini, dia segera berlari menujupintu. Setidaknya jika ia keluar dari kamar, mungkin ia akan menemukan karyawanyang mungkin sedang membersihkan sesuatu, atau melakukan apa saja yang penting Shane bisa menemukannya.
“blam” Shane keluar dari kamar itu dan bersandar di daunpintu itu. mengambil nafas setelahbeberapa detik menahan nafas. Setelah mendapat cukup oksigen ia pun menoleh kekiri dan ke kanan. Dewi fortuna mungkin sedang pergi ke salon, karenakeberuntungan tidak berada di pihak Shane. ia tidak menemukan seorangpun dikoridor itu.
“tenang Shane… kamar Marktidak jauh jaraknya” gumam Shane dalam hati. Ia berjalan dengan jantungberdebar-debar, seperti pengantin wanita yang berjalan menuju pengantinprianya. Kalau bisa, ia berharap kamar Mark bisa berpindah ke kamarnya detikitu juga. Ia tidak mau meminta sayap agar dapat terbang langsung ke kamar Mark,karena dia juga agak takut dengan ketinggian.
Di tengah-tengah langkah berdebarnya, ia menemukan lorongsempit di sebelah kanannya. Lorong itu hanya sekitar lima meter panjangnya. Dibagian ujung lorong itu terdapat tangga kayu yang kecil dan tua (pastinya).Mungkin tangga itulah yang digunakan untuk masuk ke dek. Shane berhenti saatmelihat lorong sempit itu. Shane memang tengah dilanda ketakutan, amun itu samasekali tidak menggangu penciumannya.
Shane bisa dengan jelas mencium bau amis di sekitar sana. Shanemerinding mencium bau itu, ditambah lagi dengan lorong itu cukup gelap karenahanya diterangi lampu yang berada di koridor. Terdengar suara langkah kaki yangtidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Makin lama suara itu makinterdengar jelas. Ia ingin segera berlari dari tempat itu sekarang juga! Namunsebuah suara mengagetkan sekaligus membuatnya berhenti melangkah.
“Tuan Filan” Shane melompat kaget namun menoleh ke belakang.di belakangnya berdiri seorang pria yang wajahnya berkeriput dan rambutcoklatnya yang kusut, Jhonatan Groo. Bukan bermaksud menghina, namun Jhonatanterlihat seperti setan di malam hari begini, ia makin menyeramkan di malamhari. “ada sesuatu yang salah?” tambahnya.
“oh, tidak” Jawab Shane tergagap. “hanya saja ada bau amisdi sekitar sini”
“owh” Groo tersenyum. Sungguh senyum yang mengerikan.“mungkin ada tikus yang mati di dek, kami akan segera mengeceknya.. ataumungkin…” Groo hanya tersenyum tanpa melanjutkan ucapannya.
“mungkin apa?” Tanya Shane penasaran.
“mungkin, ada yang lain seperti hantu di sana” Grootersenyum licik, dan Shane hanya menelan ludah. “jangan khwatir tuan, kami akansegera mengeceknya.” Shane berharap di dalam sana memang ada tikus mati,ratusanpun jumlahnya tak masalah, asal bukan hantu.
*
“lihat! Lihat! Ranting itu bergerak senriri!” Kian menunjukpada pohon yang kira-kira berada sepuluh meter di depan mereka. Kian begitubersemangat dengan hantu-hantu di sini.
“ah, itu tipuan kunoo, Ki” gumam Kian dengan nada malas.“jadi, hantu di sini hanya bisa begitu saja?”
“lihat! Air di danau buatan itu beriak!” Nicky menunjukdengan cahaya lampu senternya yang di arahkan ke sana. Mereka semuamemperhatikan dengan seksama. Bagaimana air itu beriak, kemudiagelembung-gelembung air keluar dari dalamnya, lalu riakan itu semakin keras.
Blaby Hill memang memuliki danau buatan. Di sebut danaukarena memang terlalu besar untuk di sebut kolam. Danau itu juga memilikikedalaman yang lumayan dalam.
“ mungkinkah ikan?” Tanya Nicky dengan antusias.
“ikan apa yang bisa membuat riak sebesar itu?!” Kian masihkagum dengan apa yang dilihatnya. Hantu-hantu di sini memang sungguh menarikmenurutnya. Tidak menyesal dia ke sini.
“ah, itu pasti salah satu tipuan…” desah Brian. “bisa sajamereka meletakkan sesuatu di bawah sana”
“Nicky, pegang sentermu dengan benar!” perintak Kian.“perasaanku saja, atau dari riakan itu memang ada darah?”
“itu kan mudah, kau hanya perlu menambahkan pemarna yangbisa kau dapat di toko-toko terdekat” Brian masih pada pendapatnya. entah diaberfikir logis, atau memang tidak pernah mau percaya akan adanya hantu. Mungkinkeduanya.
“tidakkah kalian mencium sesuatu?” Tanya Nicky.
“bau busuk. Seperti bau bangkai” Kian mengernyitkanhidungnya. “baunya bertambah kuat”
“ah.. pasti hanya bangkai binatang kecil yang ada di sini”
*
Shane mengetuk-ngetuk pintu kamar yang ditempati Mark, tapitidak ada jawaban atau sahutan dari dalam sana. Shane mencoba memutar gagangpintu itu dan ternyata tidak terkunci. Ah, betapa berbunga-bunga hati Shane.dia segera masuk dan melompat ke atas tempat tidur yang sedang di tisuri Mark.Padahal Shane mendarat dengan keras di atas kasur itu, namun pendaratan itutidak sedikitpun mengganggu tidur Mark. Orang aneh.
Shane segera masuk ke dalam selimut dan meringkuk di sana. Markberada di sampingnya sudah cukup membuat hatinya tenang. Setidaknya jika adahantu yang datang, dia tidak sendirian, ada Mark di sini. Meskipun diragukanapakah Mark akan bangun atau tidak. Ah terserah, yang penting tidak sendirian.
Shane menikmati bantal dan kasur empuk yang dimilikipenginapan ini, belum lagi selimutnya yang hangat dan lembut. Matanya punperlahan-lahan bertambah berat, ia mulai mengantuk.
‘tok.. tok.. tok..’
Shane terbelalak, matanya terbuka lebar-lebar. Suara itu berasaldari bawah kasur yang sedang ditidurinya. Rasa kantuknya entah hilang ke mana.Ia ketakutan. Suara itu masih terdengar. Dia tidak bisa berlari ke luar. Karenabergerak dari atas kasur itupun dia tidak berani.
*
Pagi-pagi benar, Shane membangunkan Mark (dengan cara kasarpastinya) dan menceritakan tentang kejadian tadi malam. Anehnya, Mark tidakmendengar apapun. Jelas saja, dia tidur seperti mayat! Saat sarapan Shanemenceritakan kisahnya semalam dengan penuh semangat. Bahkan serpih-serpih rotibakar yang ada di mulutnya mencrat-mencrat keluar.
“Serius! Aku dengar suara ketukan di bawah kasur! Sangkintakutnya aku tidak berani bergerak dan aku keringatan hingga bajuku basahkuyup!”
“telan dulu sarapanmu Shane!” Brian terkikik melihatbagaimana teman penakutnya ini bercerita. “apa celanamu basah kuyup? Akukhawatir kamu ngompol, hahahaha” ingin rasanya Shane melempar Brian dengan rotiyang ada di dalam mulutnya. Meskipun yang diucapkan Brian nyaris benar.
“kami juga mengalami hal-hal aneh” Kian menelan sarapannya“seperti yang kita lihat tadi malam”
“aku heran, aku tidak mengalami apapun” jawab Mark santaiseraya menyuap sarapannya, itu roti ketiganya pagi ini.
“Kau tidur seperti mayat, digigit Dracula pun mungkin kautidak akan bangun”
*
“Mungkin kita perlu korban baru”
“yeah memang, tempat ini masih terlalu sepi” orang itu mengusap-ngusap dagunya, ia sedang berfikir.
“si tukang tidur itu, dia selanjutnya. Dia tidak terlalusulit untuk dilumpuhkan” orang itu tersenyum licik kemudian ia beralih pada anakbuahnya “kalian awasi agar mereka tidak macam-macam. Si gendut itu biar akuyang urus, dia bukan masalah besar.” Anak buahnya hanya mengangguk.
*
Hari ini cuaca begitu cerah, sehingga kelima bocah raksasaitu menghabiskan waktu di luar. Entah apa yang mereka lakukan di luar sanasehingga lupa pada kejadian-kejadian aneh di penginapan ini. Mulai dari kejartangkap yang tidak jelas bagaimana peraturan dalam bermainnya, menggelitikiNicky hingga ia hampir mati kejang, menarik-narik celana Brian dan untungnyatidak ada perempuan di sana, mengacak-ngacak poni Kian yang sudah ditatanyadengan minyak rambut selengket lem selama setengah jam tadi pagi, bergendangdengan perut Mark yang buncit karena dia tidur terkapar di tengah halaman, menangkapShane kemudian mengengkatnya tinggi-tinggi lalu melemparnya ke rumput hingga Shaneberteriak “ah! Pinggangku patah!” padahal tidak, dan entah permainan bodoh apalagi yang mereka lakukan.
Brian mengendus-ngendus di ketiaknya kemudian bergumam“ketiakku baunya aneh” teman-temannya hanya tertawa kecil. “tapi aku masihbelum mau masuk ke kamar mandi”
“ah, dasar jorok!” ejek Shane “sebaiknya aku mandi sekarang,badanku sudah lengket”
Sore itu masih terang, matahari masih menampakkan diri. Tapisudah saatnya mereka mandi.
“kau berani mandi sendirian Shane? atau perlu kutemani?”goda Nicky, dan Shane hanya tersenyum kecut padanya kemudian pergi sambilbergumam “aku berani sendirian, lagipula sekarang belum gelap”
“Shane, aku ikut denganmu!” Mark berlari kecil mengejarnya.
“jadi bagaimana? Kita main lagi?” Tanya Brian.
“aku lumayan gerah, Bri” jawab Kian seraya berkipas dengantangannya “mungkin kita bisa bermain di danau itu, pasti segar”
“baiklah”.
*
Shane mandi terburu-buru karena ketakutan, meskipun tadi diaberlagak sok berani di depan teman-temannya dengan mengatakan bahwa sekarangmasih belum gelap. Tapi tetap saja ia ketakutan. Setelah ia keluar dari kamarmandi dan merasa segar, ia rindu rumah dan ia ingin segera menelpon ibunya.
Maka selama beberapa lama terjadilah percakapan ibu dan anakyang begitu manis. Bagaimana Shane mengatakan bahwa ia rindu dengan rumah,masakan ibu, susu segar dari peternakan, bahkan ia rindu dengan cucuan piringyang biasa dikerjalannya, padahal dia baru sehari di penginapan aneh ini. Danpada akhir percakapan dia akan menyatakan bagaimana dia mencintai ibunya,ayahnya, kakak dan abangnya, dan yang terakhir kuda-kudanya yang berada dikandang.Bahkan ia menyebutkan nama kudanya satu per satu dan mewanti-wanti agarmereka merawat kudanya dengan baik.
Akhirnya Shane mengakhiri percakapan itu. telinganya sudahcukup panas karena terlalu lama menempel pada ponselnya. Tidak ada kegiatanyang bisa dilakukan di kamar ini karena dia sendirian, lalu ia memutuskan untukberkumpul dengan teman-temannya. Walaupun kadang mereka menyebalkan, tapi Shanetidak pernah dan tidak akan pernah bisa merasa bosan bersama mereka. Iamelangkah ke pintu dan keluar dari kamar.
Ia menuju kamar Mark pertama-tama, karena kamar si tukangtidur itulah yang paling dekat dengan dengan kamarnya. Ia berjalan di koridor,sama seperti yang dilakukannya kemarin malam. Sepertinya tidak banyak yangberubah antara kemarin dan hari ini. Shane berhenti kembali di depan lorongsempit itu, bau amis kembali tercium. Shane kembali merinding. Hanya iniperbedaanya dengan malam sebelumnya, ada suara ketukan pintu dari atas tanggaitu. Shane bisa melihat jelas bahwa memang ada pintu di atas tangga kecil tuadan dekil itu. untuk sesaat Shane ingin lari dari sana, ini penginapanberhantu! Pasti itu adalah hantu yang berusaha menakut-nakutinya lagi! Namunsetelah dia bisa sedikit berfikir, mungkin saja yang di dalam sana itu adalahkaryawa yang sedang memeriksa ke dalam. Seperti yang dikatakan Jhonatan Grootadi malam, mereka akan segera memeriksanya.
“Halo, siapa di sana?” Shane mesatikan, namun tidak adajawaban. Shane berjalan sedikit mendekat kemudia memanggil lagi, namun tidakada jawaban. Ketukan pintu itu semakin cepat dan keras. Mungkinkah orang diruangan itu tidak bisa mendengarnya karena celah-celah di pintu itu sempitsekali? Mungkin saja, karena celah di bawah pintu bahkan tidak terlihat.Mendengar ketukan yang kencang dan keras, seperti manusia yang sedang panicjuga samar-samar Shane mendengar sesuatu yang mirip dengan suara gumaman, Shanepun yakin bahwa yang ada di dalam adalah manusia.
“Jangan khawatir, aku di sini!” Shane menaiki tangga kecilitu kemudia memutar-mutar gagang pintunya, namun terkunci. “sebentar, aku caribantuan!” Shane berbalik, dank arena pencahayaan di sana kurang, Shaneterpeleset dengan punggung dan kepalanya membentur pintu itu. Shane terduduk dianak tangga dengan seluruh bagian tubuh keskitan.
“kreek” pintu ituterbuka. Shane menoleh Ke pintu itu seraya mengusap-ngusap kepalanya. Iaberusaha bangkit dan syukurlah ia masih bisa berdiri. Ternyata pintu itubenar-benar tua, karena kepala Shane yang lunak itu saja sudah bisa membukanya.Aneh, tidak ada seorangpun yang keluar dari balik pintu itu. suara ketukanpunhilang. Shane kembali merinding, sepertinya memang bukan manusia yang tadimengetuk-ngetuk pintu itu. namun entah bagaimana, atau entah dia mendapatkeberanian dari mana sehingga ia nekat memasuki pintu itu. di dalam hatikecilnya, ada sesuatu yang meminta pertolongan dari dalam sana.
Begitu memasuki pintu itu, bau bangkai yang aromanya begitumenyengat memenuhi saluran pernafasan Shane. ingin muntah rasanya saat Shane menghirupoksigen di sana. Shane milirik ke sebelah kanan kusen pintu dan menemukansakelar. Shane harap sakelar itu akan menghidupkan lampu di ruangan bau ini.
Benar, lampu di ruangan itu hidup. Dan Shane dapat melihatdengan jelas apa benda yang ada di depannya. Shane ternganga dan hanya dapatberucap dalam hati ‘Tuhan! Apa-apaanini?!’. Seonggok jasad manusia yang sudah membusuk. Dagingnya yang penuhdengan bekas luka sudah mulai menghitam. Darah kering menghiasi tubuhnya yangsudah tak berdaya. Shane berbalik, ia harus pergi mencari bantuan atausetidaknya memberitahukan tentang mayat ini kepada teman-temannya.
Shane terkejut melihat siapa yang sudah berdiri di bawahtangga.
Orang itu memakai kemeja dan rok pendek dan semuanya serbahitam , itu adalah seragam khusus para pegawai di sini. Rambut hitamnya yangmengkilat di diikat ke belakang, wajahnya putih bersih, dan mata biru gelapnya,dia orang yang cantik. Perempuan itu menatap tajam pada Shane, di mata Shaneorang ini terlihat menyeramkan.
“apa yang sedang anda lakukan di sini, Tuan Filan?” tanyanyadengan nada dan senyuman yang dingin.
“bagaimana mungkin kalian tidak mengetahui apa yang ada diabalik pintu ini?! Hanya kalian yang bisa keluar masuk ke sini!” Jawab Shanepenuh emosi dan ketakutan. Orang di depannya masih tetap tersenyum sinis.
“yeah, dan mungkin selanjutnya kau yang akan ada di balikpintu itu” perempuan itu mengeluarkan pisau dari belakang punggungnya. Iamemasang ancang-ancang untuk menerkam Shane. namun Shane tidak terlalu bodoh,sebelum ia menerkam Shane, Shane yang menerkamnya terlebih dahulu. Shane segeralompat dan menimpa perempuan itu. pisau yang ada di tangannya terlempar tidakjauh darinya dan perempuan itu berhasil di jatuhkannya. Shane segera berlaridari tempat itu, sebelum perempuan gila itu bangkit dan menikamnya
*
“Ki, aku tidak yakin pemilik penginapan ini memperbolehkankita untuk berenang di di sini” Seru Brian.
“Kenapa?” Tanya Kian seraya melepas Jeans dan kaosnya, iahanya menyisakan boxernya.
“karena mereka tidak menyediakan tempat untuk ganti pakaiandi sini”
“santai saja, sedikit jahil di penginapan ini tidak akanmembuatnya mengusir kita. Hey Nix, Mau ikut berenang? Air danau ini pastisegar, dan mungkin aku bisa berenang bersama hantu penunggunya”
“tidak ah, aku disini saja. Gina pasti malu punya pacar yang mandi sembarangan” Kian menatap Nicky tajam namun ia tetap masukke dalam danau itu. berenang dengan lincah ke sana kemari seperi ikan mas kokikemudian ia mengambil nafas panjang dan menyelam.
“hey! Apa yang kalian lakukan?” Tanya orang yang berpakaianserba hitam, dan bisa dipastikan itu adalah salah satu pegawai di penginapanini. “bilang pada temanmu cepat naik, karena tidak ada yang boleh berenang didanau” meskipun wajahnya tampak cuek,namun Brian dan Nicky tahu bahwa sebenarnya pegawai itu kesal pada mereka.Setelah berkata begitu ia beranjak dan pergi menjauh dari mereka.
“hey Nix, suruh Kian cepat-cepat naik ya. Aku mandi duluan!”Nicky mengangguk mengiyakannya.
Brian berjalan menuju penginapan, namun langkahnya terhentimelihat sesuatu yang agak mencolok di tengah-tengah rumput hijau yang pendek. Besikecil, dan Brian melihatnya lebih dekat lagi. Anak kunci rupanya. Mungkin kuncimilik pegawai sangar tadi, karena tadi dia berdiri di sini. Brian lanjut berjalan menuju penginapan.
*
Sepeti yang mereka duga, danau itu lumayan dalam dan Kiansuka itu. itu seperti tantangan untuknya untuk menyelam hingga ke bagian dasar.Sebagai peselancar yang biasa berenang di air laut yang berombak, menyelam didanau jauh lebih mudah karena tidak ada gelombang yang mengayun-ayun tubuhnya.
Ia menyelam semakin dalam memang agak sulit. Tantanganmenyelam adalah, semakin dalam kamu menyelam maka akan semakin sulit. Tentubukan Kian namanya jika tidak bisa menyelam hingga ke dasar danau itu. Iapenyelam yang hebat!
Dan sekarang ia sudah bisa melihat dasar dari danau itu.Dasar dari danau itu hanya tanah bekas kerukan alat-alat berat. Sejauh matamemandang hanya tanah dan lumut. Sepertinya ada satu lagi, tapi Kian tidakbegitu jelas melihat yang satu ini hingga ia mendekat pada objek tersebut.
Betapa jantungannya Kian menyadari apa objek tersebut. Jasadmanusia yang telah membusuk diikat dengan rantai pada dasar danau! Kian tidaktau pasti sudah berapa lama ia meninggal, tapi Kian yakin pasti sudah lamasekali. Karena konsisinya sudah seperti ini. Kian cepet-cepat naik ke atas. Iaharus memberitahukan teman-temannya!
“BUUAHH!!” Kepala Kian muncul ke atas permukaan air.
“WOW! Betapa lama kau menyelam Ki. Ku kira kau sudah matikehabisan nafas di dalam sana!” Kian tidak terlalu mendengarkannya, ia segeraberenang ke tepi.
Nafas Kian tersengal-sengal ketika dia sampai di pinggirdanau, kemudian dia berusaha naik.
“Nick..” Kian masih terengah “ada mayat di dasar danau itu”Kian berusaha untuk menormalkan nafasnya.
“bagaimana mungkin?! Jika dia benar-benar mayat, harusnyadia mengapung di permukaan”
“dia di rantai di permukaan danau. Kita harus memberitahukanMr.Groo dan menelpon polisi”
Nicky merogoh sakunya, ia harus segera menemukan ponselnyadan menelpon polisi. Sudah pasti mayat itu adalah korban pembunuhan. Danpembunuhan adalah tindak criminal, jadi polisi harus mengetahuinya. Nickymendapatkan ponselnya.
“Maaf tuan-tuan, ada apa di sini?” salah seorang dari 2orang berseragam serba hitam bertanya pada mereka. Ini pelayan yang berbedadari yang menegur mereka tadi.
“ada mayat di dasar danau! Kita harus melapor pada polisi!”jawab Nicky terburu-buru sambil memencet-mencet tombol ponselnya, mencari nomorpolisi terdekat yang sempat dicatatnya saat dalam perjalanan ke sini.
“oh tunggu dulu tuan-tuan” pegawai itu menurunkan tanganNicky agar berhenti memenceti ponselnya. “ada yang ingin aku tunjukkan padakalian, ini hal penting sebelum kalian menelpon polisi. Ayo ikut kami”
“tapi..” Nicky ingin segera menelpon polisi.
“tolong, ikut kami dulu tuan” melihat wajah serius danmemohon dua pegawai ini Kian dan Nicky mengikutinya.
*
Tentu mereka tidakakan membiarkan polisi datang dan mengadakan penyelidikan lagi di penginapanini. Penyelidikan mereka yang sebelumnya saja sudah cukup membuat merekakewalahan. Bahkan kedok mereka nyaris terbuka karena polisi hampir menemukanmayat di salah satu area pengnapan. Kali ini mereka akan membuatnya bersih dantanpa polisi pastinya. Mereka tidak akan membiarkan tamu-tamu merepotkan inimemanggi polisi dan membuat semuanya menjadi kacau!
*
Brian tiba di meja resepsionis dan meja itu kodong tanpa adaseseorang di belakangnya. Brian yang terkadang melakukan hal aneh, memang akanmelakukan hal aneh kali ini. Ia masuk ke belakang meja resepsionis dan duduk dikursi yang biasa tuan Groo duduki. Seperti yang dikatakan Kian tadi, sedikitkejahilan tidak akan membuat mereka di usir. Dan kalimat itulah yang dipegangteguh oleh Brian. Ia bertingkah seolah-olah resepsionis di hotel-hotelberbintang lalu tertawa sendiri, tepat seprti orang tolol.
Kemudian Brian melirik sedikit ke bawah dan melihat sebuahlemari besi yang pastinya tua. Kemudia ia melihat ke lubang kuncinya, di ataslubang kunci itu terdapat merek yang sama dengan kunci yang tadi di dapatnya. Itupunkalau dia tidak salah lihat. Brian mengeluarkan kunci itu dari sakunya, danternyata lubang kunci dan anak kunci itu semerek. Karena prinsip sedikitkejahilan itulah, Brian mencoba memasukkan anak kunci itu kelubangnya. Danlemari besi itu bisa dibuka. Penasaran dengan apa yang ada di dalam lemari itu,karena sepertinya special sekali berada di lemari besi, Brian membukanyalebar-lebar.
Bau bangkai yang menyengat langsung membuat Brian menutuphidung. Matanya terbelalak melihat isi dari lemari besi tersebut. Potongantubuh manusia yang berlumuran darah kering. Mau muntah Brian melihatnya, inisungguh mengerikan! Potongan-potongan itu begitu kecil, tapi Brian bisa yakinbahwa itu adalah potongan tubuh manusia karena ia melihat potongan kepala dan jarikakinya.
“Kau sudah melihatnya ya?” suara itu mengagetkan Brian. Ituadalah suara pegawai yang tadi menegur mereka di danau.
“kenapa kau bisa mempunyai kunci ini?! Kau taukan isi darilemari besi ini?!” Brian sungguh kaget dengan apa yang baru saja dilihatnya,dan dia juga sangat marah! Bagaimana bisa ada manusia sekejam ini.
“kau sudah melihatnya, tidak ada cara lain agar kau menutupmulutmu” orang itu mengeluarkan pisaunya, siap menerkam Brian.
*
Nicky dan Kian yang masih basah kuyup mengikuti dua orangitu pergi ke belakang penginapan, membawa mereka ke sebuah lorong yang belumpernah mereka injak sekalipun.
“memang apa yang ingin kalian tunjukkan?” Tanya Kian tidaksabaran, karena dari tadi dua karyawan berpakaian hitam itu hanya. Dua orang didepan mereka hanya diam namun gerakan mereka sedikit mencurigan karena tanganmereka bergerak-gerak di depan perut mereka.
“ini yang ingin kami tunjukkan” kedua orang itu mengeluarkanpisau dan siap untuk menikam mereka. Serangan pertama mampu mereka hindari dan merekaharus segera pergi dari sana. Mereka berlari sekencang mungkin untukmenghindari dua orang gila berpisau itu. namun mereka dikejutkan dengan orangyang berbaju serba hitam juga berada di depan mereka, lengkap dengan pisautajamnya. Dibelakang mereka ada dua orang, dan satu orang di depan mereka. Dualawan tiga, mereka dikepung, dan tidak ada pilihan lain selain melawan.
*
Apa yang Mark lakukan setelah mandi dapat ditebak, bertemudengan kasur, sepray, dan bantal. Bermain seharian bersama teman-temannyamembuatnya ingin segera berada di atas kasur. Kasurnya empuk, sama sepertiterakhir kali saat ia tiduri, selimutnya juga hangat sama seperti semalam,tapi..
‘tok..tok..tok..’
Apakah suara itu juga sama seperti semalam? Itukah suarayang diceitakan Shane? sekarang Mark bisa mendengarkannya sendiri. Suara itumemang benar-benar berasal dari bawah kasur. Sekarang dia berada pada posisiyang sama dengan Shane. dia begitu ketakutan, bahkan ia terlalu takut untukbergerak dari tempat tidur. Yang dapat dilakukannya sekarang hanyalah menutupidiri dengan selimut, berharap selimut lembut itu dapat melindunginya.
Sepertinya suara ketukan di bawah tempat tidur itu tidakpuas melihat Mark ketakutan, sekarang Mark bisa mendengarkan suara langkahkaki. Mark berdoa dalam hati dan memejamkan matanya rapat-rapat. Tubuhnya sudahbergetar, dia baru saja mandi dan sekarang ia berkeringat lagi.
Orang itu di sana, bersiap dengan pisaunya dan sudah siapuntuk menikam orang yang ada di atas kasur itu. orang yang sungguh penakut!Karena takut hanya dengan mendengar suara ketukan yang tak jelas itu. ia semakin mendekat. Kemudian ia menusukkanpisau itu pada targetnya. Setelah dia mendengar suara erangan ia menarik pisauitu. ia bisa melihat darah yang melekat pada pisau itu.
Mark mengerang kesakitan, ia segera membuka selimutnya danmelihat siapa orang yang baru saja menusuknya. Jhonathan Groo! Dia tersenyumpenuh kemenangan di sana. Mark memegangi lengan atasnya yang tertusuk pisautajam Groo. Groo bersiap-siap untuk menikamnya sekali lagi. Mark harus bergerakcepat untuk menghindarinya.
Tapi siapa sangaka Groo dapat bergerak slincah dirinya,bahkan Mark sendiri kewalahan untuk menghindarinya. Groo menendang kaki kanan Marksaat ia mencoba melewati Groo. Mark tersungkur dan nyaris saja kepalanyamembentur tembok. Groo berdiri di depannya, dia sudah siap untuk mengayunkanpisaunya. Mark mengeluarkan tinjunya ke perut Groo, namun itu tidak membuatGroo terjatuh karena Mark menggunakan tangan kirinya. Mark mendorongnya dengansekuat tenaga dan harus rela dengan sebuah sayatan lagi di tangan kirinya.
Mark segera berlari menuju pintu, dan ternyata pintu ituterkunci! Siapa lagi yang menguncinya jika bukan Groo. Groo berlari ke arah Markdengan pisaunya yang siap menerjang. Mark segera mengelak sehingga pisau Grootertancam di pintu kayu tua itu.
Groo segera menarik pisaunya dan kembali mengarahkannya ke arahMark. Untuk pertama kalinya Mark berhasil menendangnya hingga ia miringiskesakitan. Mark tidak pernah berniat melukai Groo, namun di dalam kondisibegini, dia terpaksa melakukannya. Groo mencoba bangkit dan berusaha menikam Marklagi, lagi, dan lagi. Seberapa banyak Mark melawan Groo, maka semakin banyakpula sayatan di tubuhnya.
Serangan terakhir Groo sebelum Mark terduduk lemas adalah, sebuah lemparan Vas bunga daritanah liat yang tepat mengenai kepala Mark. Mark tau mungkin ini adalahsaat-saat terakhirnya menghirup udara di bumi, dan yang paling ia lakukan saat iniadalah mengatakan kepada semua orang yang dicintainya bahwa ia sangat mencintaimereka. Mark pasrah jika ia harus mati saat ini, mungkin itulah jalannya.
“Aku Cinta kaliansemua!” gumamnya dalam hati dengan air mata mengalir di pipi. Dia tidakbisa melihat Groo dengan jelas, tapi dia tau Groo akan segera mengayunkanpisaunya dan tamatlah riwayatnya.
“Brak!”
“Polisi! Angkat tangan dan buang senjatamu!”
Apa tadi Gro menusuk telinganya? Apa dia salah dengar?Terimakasih Tuhan, kau batalkan jadwal kematiannya.
*
Shane berhasil kaburdari wanita berambut hitam itu dan secepat mungkin menelpon polisi. Walaupunpada akhirnya ia harus melawan wanita itu. Brian dengan susah payah melumpuhkanlawannya hingga pada akhirnya ia mengangkat kursi di belakang meja resepsionisyang berat itu dan mengayunkannya ke kepala lawannya. Kian dan Nicky berhasilmengalahkan tiga orang itu, walaupun mereka mengalami luka yang cukup parah.Bahkan Kian masih hanya mengenakan boxer hingga polisi datang.
Kasus 13 wisatawan domestik yang hilang itu terungkap.Pembunuhnya adalah Jhonatan Groo dan karyawannya. Mereka sengaja membunuhwisatan itu dan memperlakukan mayatnya secara tidak layak agar rohnya tidaktenang dan tetap di bumi, menggentayangi orang-orang di Blaby Hill. Itu suatukepercayaan kuno yang dianut oleh Groo. Dan hal gila itu hanya bertujuan untukmenarik pengunjung agar blaby hill tidak pernah kosong pengunjung dan merekabisa memasang harga yang tinggi!
Dan mereka dapat menyimpulkan sesuatu dar liburan musimpanas mereka yang kacau ini. Tidak ada penginapan berhantu lagi!
mohon maaf atas:
-typo
-kegajeannya bahkan mungkin ada yang nggak ngerti jalan ceritanya
-yang kepanjangan melebihi batas maksimal. seharusnya hanya 5000 kata, namun ini ada 5905 kata. aku nggak tau lagi apa yang harus dimutilasi dari cerita ini.. astaga, sayang mau mutilasinya.. -_-
dan terimakasih atas waktunya yang telah menyempatkan diri untuk membaca cerita ini
ada komentar? :D
ditunggu lhoooooo
enjoyyy!!
“hmm, mungkin ini bisa jadi tempat wisatan yang bagus untukmusim panas” seru Nicky seraya menunjukkan majalah edisi bulan lalu (yang entahdidapatnya dari mana) pada keempat temannya.
“Penginapan Berhantu Blaby Hill?” Baca Kian dengan nadamenggantung. “nama yang aneh”
“mungkin karena penginapan ini terdapat di bukit Bloom,makanya dinamai Blabyhill” Jawab Nicky asal.
“bukan, coba baca paragraph ketiga, disebut Blaby karenamemang penginapan ini berbicara” sahut Brian yang masih focus membaca halamanbergambar rumah tua megah itu.
“penginapan itu berbica? Aneh sekali” namun Kian merasa tertarik hingga membacaartikel itu juga. “tapi sepertinya menarik”
“ah, paling hantunya adalah pegawai di penginapan itu yangberusaha menakut-nakuti pengunjung.” Brian tidak terlalu bersimpati. “Jamanseperti ini, manusia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang. Termasukmenakut-nakuti.”
“coba lihat!” Kian menunjuk pada sebuah kalimat dalamartikel itu. “Sering terdengar suara-suara aneh di penginapan itu, mungkin itusebabnya dinamai Blaby hill.”
“bisa jadi”
“pasti suara-suara aneh itu berupa: tangisan di tengahmalam, bunyi ketukan pintu, atau bunyi pintu dibuka dan di tutup. Itu tipuankuno. Mereka masih memakai cara usang nenek moyang mereka.”
“tunggu dulu, di mana tadi?” Tanya Kian.
“dimana apanya?” Nicky bertanya balik.
“letak penginapan ini”
“Bukit Bloom..” Jawab Brian malas.
“Nah! Apa kalian lupa berita yang sungguh sangat tua itu..kasus orang hilang ?” Kian berusaha mengingatkan kedua sahabatnya.
“maksudmu kasus hilangnya 13 wisatawan domestik itu?” Nickymemastikan.
“yep! Dan kejadiannya di Bukit Bloom! Mereka hilang di waktuyang berbeda-beda, mungkin selisih beberapa bulan, tapi tidak ada yang taupasti mereka menghilang di mana. Yang pasti mereka menghilang di sekitar bukititu.”
“lalu apa kaitannya wisatawan hilang dengan penginapan hantubualan itu?” Brian mengerutkan keningnya.
“jangan bilang kalian berfikir,wisatawan itu hilang lalu meninggal dan menghantui bukit Bloom, termasukpenginapan hantu bualan itu”
“kira-kira begitulah..” jawab Kian.
“ayolah Bri, sepertinya ini tujuan yang bagus. Siapa taukita bisa jadi detektif dadakan hahaha”
“Polisi sudah melakukan penyelidikan ke sana dan tidakmenemukan apa-apa, kau tidak mungkin lebih handal dari polisi-polisi itu. Tapi,baiklah, aku tertarik. Hanya saja kita harus membawa Shane dan Markie, hahahaaku sungguh tertarik untuk melihat wajah ketakutan mereka”
*
Jalan menuju Blaby Hill memang tidak bisa dikatakan dalamkondisi bagus. Jalan menuju penginapan itu hanya berupa jalan tanah yangberuntung dapat ditempuh menggunakan mobil. Sehingga 5 bocah raksasa itu tidakperlu berjalan kaki mendaki bukit. Mereka yakin jika hujan turun maka yangmereka lintasi bukan jalan tanah melaikan kolam lumpur.
“sudah ku bilang! Penginapan berhantu itu bukan tujuan yangbagus untuk liburan!” Shane masih berpegang tegus pada keyinannya, ide menginapdi Blaby Hill adalah ide buruk. Bahkan Shane sudah mengira-ngira bahwa ini akanmenjadi liburan musim panas terburuk seumur hidup. “jalannya berkelok-kelok,belum lagi permukaannya tidak datar, dan aku sudah merasa mual.” Shanememijat-mijat pelipisnya.
“Oh, diamlah Shane! tidak bisakah kau menikmati ciptaanTuhan yang indah ini!” akhirnya Brian membalas gerutuan itu, setelah sekianlama Shane menggeruti di sepanjang jalan. Pemandangan di bukit Bloom memangindah. Tak banyak campur tangan manusia di bukit ini, kecuali jalan tanah yangkeriting ini, dan beberpa lainnya yang tidak diketahui. Pohon-pohon besardengan daun-daun mereka yang hijau, beberapa bunga liar yang mungkit tidakmereka temukan di kota, dan serangga musim panas yang banyak macamnya!
“lebih kau diam dan tidak menggerutu seperti Mark”. Semuamelirik kearah Mark (kecuali Kian yang fokus menyetir) yang sedang tertidurpulas seperti mayat.
“bagaimana bisa aku tidur jika jalannya sama jelek denganwajahmu, Bri!” bukan hanya gerutuan, Shane juga menambahkan toping ejekan dalamkalimatnya. Sungguh membuat Bria kesal dua kali lipat.
“kalau begitu, tutup saja mata dan mulutmu dan berharaplahkau akan segera menjadi mayat bernafas seperti Mark!” Shane hanya diam denganwajam masam. Namun ia tidak membantah kata-kata Brian. Shane menutup mata danmulutnya kemudia memsang posisi untuktidur.
“aku mual…” tiba-tiba Mark terbangun dengan tangannya yangmeraba-raba seperti mencari sesuatu. “aku mau mun_ HOOOEEKK!!” dia bahkan belummenyelesaikan kalimat terakhirnya sebelum isi perutnya keluar.
“MARKIEEE!!! Jangan bilang kau muntah di mobilku!! Aku barumencucinya kemarin!! Dan kau tau apa? Mereka tidak menulis ada vasilitas cucimobil di penginapan itu!!” Mark memang muntah di dalam mobil milik Kian, tapidia tidak memuntahi Kian. Namun Kian berbicara seakan Mark memuntahi wajahnya.Penuh dengan rasa kesal, dan jijik pastinya.
Shane yang berada tepat di samping Mark, yang tadinya sudahmemejamkan mata dan mulutnya, berusaha untuk tidur, sekarang terbelalak denganpenuh perasaan jijik dan kesal, dan siap untuk mulai menggerutu lagi.
“untunglah aku di sampingmu Shane, bukan di samping Mark”Nicky tersenyum dengan penuh rasa syukur, walaupun sebenarnya dia juga merasaagak jiji, tapi tidak sejijik Shane dan Kian.
“perutku mual..” suara Shane terdengar lemah. “sepertinyaaku akan muntah”
*
Penginapan berhantu Blaby Hill merupakan sebuah rumah tuayang besar dan megah. Cat putihnya yang sudah mulai terkelupas membuatpenginapan itu berkesan horror, belum lagi penginapan itu ditumbuhi denganbatang-batang kayu yang tinggi di sekitarnya. Namun, kesan megah tidaksedikitpun berkurang karena hal itu.
Jumlah kamar di penginapan itu tidak banyak, mungkin hanyasekitar 10 atau 12 buah. Jangan heranjika harga menginap di sini sangat-sangat menguras kantong. Kalaudipikir-pikir, kenapa ada orang bodoh yang mau membayar mahal hanya untukmenginap di tempat seram dan minta ditakut-takuti? Kelima laki-laki itu, bisajadi masuk dalam daftar orang bodoh itu. Tapi itulah manusia, mereka bersediamembayar mahal hanya untuk sesuatu yang menantang. Kalau hanya menantang,kenapa mereka tidak berkemah di tengah area pemakaman? Ah, entahlah..
Perabotan di penginapan ini memang sungguh-sungguh kuno.Kita bisa melihatnya dari sofa-sofa yang sudah mulai usang dengan modelnya yangkuno, mungkin ini sofa nenek buyut yang empunya penginapan ini. Bukan hanya sofa, tapi juga lampu, mejaresepsionis, dan masih banyak lagi.
Meraka tiba di Blaby Hill saat sore tiba. Kian bersyukurbukan main karena salah satu dari karyawan di penginapan itu ada yang bersediamembersihkan mobilnya (tentunya ia bersedia karena belum tau apa yang perlu iabersihkan di dalam sana). Walaupun mereka harus membayar biaya tambahan untukitu.
Mereka sempat berbincang-bincang dengan resepsionis yangsekaligus pemilik penginapan ini. Penginapan ini memang sengaja dibuat sehorormungkin untuk menarik perhatian pengunjung. Seperti saat mereka baru saja tiba,pintu masuk bergerak-gerak sendiri, dan itu membuat Shane merinding! Mark tidakterlalu mempedulikannya karena ia masih merasa mual dan harus segera bertemudengan kasur. Brian yakin itu adalah salah satu Trik kuno dari nenek moyangpemilik penginapan ini.
Pekerja di penginapan ini sungguh sangat sedikit. Hanya 5orang yang sudah termasuk dengan tukang kebun. Alasan pekerja di sini sedikit karena Bukit Bloom adalah daerahterpencil yang jauh dari keramaian penduduk. Bayangkan saja, di bukit ini hanyaada sebuah penginapan dan sisanya hutan yang entah isinya apa. Alasan jauh daripemukiman dan yang konon katanya berhantu, jarang sekali ada yang mau bekerjadi sini. Belum lagi dengan gaji yang kecil walaupun biaya penginapannya mahal.Sebut saja pemilik penginapan ini pelit. Mungkin bagi para pekerja , hantu yangsesungguhnya di penginapan ini adalah Jhonatan Groo, pemilik penginapan ini.
Dan Jhonatan sendiri adalah pria yang mungkin sudah berusialima puluhan dengan beberapa uban tumbuh di antara rambut coklatnya yang agakberantakan. Kerut-kerut di wajahnya terlihat jelas bahwa ia telah berumur.Jidatnya yang lebar menunjukkan bahwa ia seorang pemikir keras. Tatapannyatajam walaupun ia sedang tersenyum. Ok, mungkin dia agak mengerikan dan dapatdi pastikan anak kecil yang melihatnya pasti mengira dia hantu dan merengekminta pulang. Dia sama kunonya denganperabotan di penginapan ini, bisa di lihat dari setelannya yang memudar sehinggaterlihat usang. Dan Kian masih ingat pada kakeknya punya setelan yang miripseperti yang dikenakannya.
“teman-teman, bagaimana jika setelah makan malam kitaberjalan-jalan di sekitar penginapan. Hantu beraksi di malam hari bukan?” Kianmelirik Shane, mencoba menggodanya.
“tidak mau, aku masih lelah. Lagipula aku masih merasa agakmual.” Tolak Shane. Dua alasan mengapa Shanemenolak dan memberi alasan itu: pertama, dia belum pernah dan tidak akan pernahmau bertemu atau mendengar suara hantu. Kedua, Karena dia memang masih merasamual.
“kudengar hantu tertarik pada orang yang mual akibatperjalanan jauh” Seru Nicky dengan wajahpolos yang merupakan sebuah kebohongan.
Shane menelan ludah dan wajahnya mulai pucat.
*
Perjalanan yang panjang memang membuat tubuh berkeringat danlengket, karena itulah Brian memutuskan untuk segera mandi. Lampu di kamarmandi itu tidak begitu terang, tapi cukuplah sebagai penerangan di kamar mandi.Brian memejamkan matanya saat rintik-rintik air dari shower itu membasawiwajahnya. Begitu nyaman, rintik-tintik itu seperti memijat kulitnya yanglengket. Sedikit menghilangkan kepenatannya.
Di tengah-tengah suara rintikan air yang menetes ke lantai kamar mandi, ada suara lainyang bisa Brian dengar dengan telinganya. Bukan suara nafasnya di antararintikan air, bukan suara tangannya yang bergesekan dengan rambutnya. Suaradari langkah kaki yang berjalan di lantai basah, riakan airnya begituterdengar. suara itu seakan berada sangat dekat dengan Brian.
“Trik kuno..”gumam Brian dalam hati.
*
Kian sudah merasa segar sekarang, hatinyapun lega setelah iamelihat sendiri mobilnya yang telah bersih. Dia telah tampil rapi dan masihmematut-matut diri di depan cermin. Bukan Kian namanya kalau tidak sempurnahdulu sebelum tampil. Entah sudah berapa lama ia merapikan poni lucunya. Danentah sudah berapa kali ia cengar-cengir di depan cermin.
Kian tau pewangi ruangan di kamarnya berbau lavender, namunselama beberapa detik ia mencium bau lain selain lavender. Kian kenal benar bau yang satu ini, parfummawar. Parfum yang pernah di gunakan salah satu mantan pacarnya, karena mantanpacarnya begitu menyukai bunga mawar. Tak heran jika dulu ia punya toko bungalangganan karena ia wajib membawakan mawar jika berkencan dengan gadis itu. Bauitu lumayan kuat selama beberapa detik dan kemudia menghilang digantikan denganwangi laverder.
“hmmm… seleran hantuini, lumayan juga..”
*
Nicky baru saja ingin keluar dari kamarnya. Ia sudah siapmemenuhi ajakan Kian untuk ‘jalan-jalan’ karena hantu keluar di malam hari.Namun ia berbalik ke meja rias karena sadar handphonenya tidak berada dikantong celananya, tapi terletak di atas meja dias, tempat ia meletakkannyasebelum ia masuk ke kamar mandi.
Nicky meraih handphonenya dan memasukkannya ke saku. Tapibenda kecil itu sedikir menarik perhatian Nicky. Semua orang tau bahwa rambutNicky itu pirang, lagi pula ia tidak punya masalah dengan rambut rontok. Namun,sisir yang baru 5 menit tadi ia gunakan terlihat sedikit aneh. Beberapa helairambut berwarna hitam yang lumayan panjang tersangkut di antara jari-jari sisiritu.
Nicky tidak berkomentar apa-apa.
*
Shane, dengan alasanmalas, capek, mual, dan lain sebagainya, tidak ikut serta dalam ‘jalan-jalan’di malam hari. Kian menertawakan Shane dengan mulut menganga lebar, begitu jugadengan Brian, begitu juga dengan Nicky. Namun tawa selebar apapun sepertinyatidak akan mengubah keputusan Shane. Sedangkan Mark lebih memilih untuk kembalike kamar, bertemu dengan bantal, selimut dan seprai. Untuk apa terlalu takut,toh kalau sudah tidur dia tidak akan tau ada hantu atau tidak.
Kamar di rumahnya dengan kamar di penginapan ini tidakberbeda jauh luasnya. Tapi entah kenapa kamar di penginapan itu terasa sangatluas bagi Shane. setelah berlari cepat ke atas tempat tidur dan membungkusdirinya dengan selimut, niatnya yang ingin langsung tidur agar tidak melihatsetan, tak terlaksana dengan baik. Shane bahkan terlalu takut untuk memejamkanmatanya.
“hantu itu tidak ada. Sekalipun ada, dia tidak akan beranimemakanmu Shane.. kau terlalu berlemak” Shane berbicara pada dirinya sendiri,mencoba menenangkan dirinya sendiri yang sebenarnya tidak bisa dia tenangkan. Shanetidak habis berlari 10 kilo meter, tapi nafasnya terengah-engah.
Rumah megah yang tinggi ini terdiri dari dua lantai, tidaktermasuk dek yang sepertinya di pakai karena ada tangga menuju ke sana. Dan Shaneberada di lantai atas bersama Mark dan Kian. Dengan kamar yang berbedatentunya. Padahal Shane sudah merengek-rengek di saat berada di mejaresepsionis agar bisa sekamar dengan siapa saja asalkan jangan sendirian. NamunKian hanya menjawab begini
“Kamu tidak akan sendirian, kan ada hantunya! Hahaha Kamipesan 5 kamar” ingin pulang rasanya saat Shane mendengar kalimat itu.
Bayang-bayang hantu yang mengerikan yang pernah dilihatnyadi dilm-film, berputar-putar di kepalanya. Bahkan ia berharap tidak perlu adamalam untuk hari ini, lebih baik siang sepanjang hari. Karena menurut film-filmyang ditontonnya, hantu tidak berkeliaran di siang hari.
Shane dihantui pikirannya sendiri dan sepertinya hantu ituada di otaknya sendiri. Dia tidak bisamenahan dirinya untuk tetap berada di kamar ini, dia segera berlari menujupintu. Setidaknya jika ia keluar dari kamar, mungkin ia akan menemukan karyawanyang mungkin sedang membersihkan sesuatu, atau melakukan apa saja yang penting Shane bisa menemukannya.
“blam” Shane keluar dari kamar itu dan bersandar di daunpintu itu. mengambil nafas setelahbeberapa detik menahan nafas. Setelah mendapat cukup oksigen ia pun menoleh kekiri dan ke kanan. Dewi fortuna mungkin sedang pergi ke salon, karenakeberuntungan tidak berada di pihak Shane. ia tidak menemukan seorangpun dikoridor itu.
“tenang Shane… kamar Marktidak jauh jaraknya” gumam Shane dalam hati. Ia berjalan dengan jantungberdebar-debar, seperti pengantin wanita yang berjalan menuju pengantinprianya. Kalau bisa, ia berharap kamar Mark bisa berpindah ke kamarnya detikitu juga. Ia tidak mau meminta sayap agar dapat terbang langsung ke kamar Mark,karena dia juga agak takut dengan ketinggian.
Di tengah-tengah langkah berdebarnya, ia menemukan lorongsempit di sebelah kanannya. Lorong itu hanya sekitar lima meter panjangnya. Dibagian ujung lorong itu terdapat tangga kayu yang kecil dan tua (pastinya).Mungkin tangga itulah yang digunakan untuk masuk ke dek. Shane berhenti saatmelihat lorong sempit itu. Shane memang tengah dilanda ketakutan, amun itu samasekali tidak menggangu penciumannya.
Shane bisa dengan jelas mencium bau amis di sekitar sana. Shanemerinding mencium bau itu, ditambah lagi dengan lorong itu cukup gelap karenahanya diterangi lampu yang berada di koridor. Terdengar suara langkah kaki yangtidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Makin lama suara itu makinterdengar jelas. Ia ingin segera berlari dari tempat itu sekarang juga! Namunsebuah suara mengagetkan sekaligus membuatnya berhenti melangkah.
“Tuan Filan” Shane melompat kaget namun menoleh ke belakang.di belakangnya berdiri seorang pria yang wajahnya berkeriput dan rambutcoklatnya yang kusut, Jhonatan Groo. Bukan bermaksud menghina, namun Jhonatanterlihat seperti setan di malam hari begini, ia makin menyeramkan di malamhari. “ada sesuatu yang salah?” tambahnya.
“oh, tidak” Jawab Shane tergagap. “hanya saja ada bau amisdi sekitar sini”
“owh” Groo tersenyum. Sungguh senyum yang mengerikan.“mungkin ada tikus yang mati di dek, kami akan segera mengeceknya.. ataumungkin…” Groo hanya tersenyum tanpa melanjutkan ucapannya.
“mungkin apa?” Tanya Shane penasaran.
“mungkin, ada yang lain seperti hantu di sana” Grootersenyum licik, dan Shane hanya menelan ludah. “jangan khwatir tuan, kami akansegera mengeceknya.” Shane berharap di dalam sana memang ada tikus mati,ratusanpun jumlahnya tak masalah, asal bukan hantu.
*
“lihat! Lihat! Ranting itu bergerak senriri!” Kian menunjukpada pohon yang kira-kira berada sepuluh meter di depan mereka. Kian begitubersemangat dengan hantu-hantu di sini.
“ah, itu tipuan kunoo, Ki” gumam Kian dengan nada malas.“jadi, hantu di sini hanya bisa begitu saja?”
“lihat! Air di danau buatan itu beriak!” Nicky menunjukdengan cahaya lampu senternya yang di arahkan ke sana. Mereka semuamemperhatikan dengan seksama. Bagaimana air itu beriak, kemudiagelembung-gelembung air keluar dari dalamnya, lalu riakan itu semakin keras.
Blaby Hill memang memuliki danau buatan. Di sebut danaukarena memang terlalu besar untuk di sebut kolam. Danau itu juga memilikikedalaman yang lumayan dalam.
“ mungkinkah ikan?” Tanya Nicky dengan antusias.
“ikan apa yang bisa membuat riak sebesar itu?!” Kian masihkagum dengan apa yang dilihatnya. Hantu-hantu di sini memang sungguh menarikmenurutnya. Tidak menyesal dia ke sini.
“ah, itu pasti salah satu tipuan…” desah Brian. “bisa sajamereka meletakkan sesuatu di bawah sana”
“Nicky, pegang sentermu dengan benar!” perintak Kian.“perasaanku saja, atau dari riakan itu memang ada darah?”
“itu kan mudah, kau hanya perlu menambahkan pemarna yangbisa kau dapat di toko-toko terdekat” Brian masih pada pendapatnya. entah diaberfikir logis, atau memang tidak pernah mau percaya akan adanya hantu. Mungkinkeduanya.
“tidakkah kalian mencium sesuatu?” Tanya Nicky.
“bau busuk. Seperti bau bangkai” Kian mengernyitkanhidungnya. “baunya bertambah kuat”
“ah.. pasti hanya bangkai binatang kecil yang ada di sini”
*
Shane mengetuk-ngetuk pintu kamar yang ditempati Mark, tapitidak ada jawaban atau sahutan dari dalam sana. Shane mencoba memutar gagangpintu itu dan ternyata tidak terkunci. Ah, betapa berbunga-bunga hati Shane.dia segera masuk dan melompat ke atas tempat tidur yang sedang di tisuri Mark.Padahal Shane mendarat dengan keras di atas kasur itu, namun pendaratan itutidak sedikitpun mengganggu tidur Mark. Orang aneh.
Shane segera masuk ke dalam selimut dan meringkuk di sana. Markberada di sampingnya sudah cukup membuat hatinya tenang. Setidaknya jika adahantu yang datang, dia tidak sendirian, ada Mark di sini. Meskipun diragukanapakah Mark akan bangun atau tidak. Ah terserah, yang penting tidak sendirian.
Shane menikmati bantal dan kasur empuk yang dimilikipenginapan ini, belum lagi selimutnya yang hangat dan lembut. Matanya punperlahan-lahan bertambah berat, ia mulai mengantuk.
‘tok.. tok.. tok..’
Shane terbelalak, matanya terbuka lebar-lebar. Suara itu berasaldari bawah kasur yang sedang ditidurinya. Rasa kantuknya entah hilang ke mana.Ia ketakutan. Suara itu masih terdengar. Dia tidak bisa berlari ke luar. Karenabergerak dari atas kasur itupun dia tidak berani.
*
Pagi-pagi benar, Shane membangunkan Mark (dengan cara kasarpastinya) dan menceritakan tentang kejadian tadi malam. Anehnya, Mark tidakmendengar apapun. Jelas saja, dia tidur seperti mayat! Saat sarapan Shanemenceritakan kisahnya semalam dengan penuh semangat. Bahkan serpih-serpih rotibakar yang ada di mulutnya mencrat-mencrat keluar.
“Serius! Aku dengar suara ketukan di bawah kasur! Sangkintakutnya aku tidak berani bergerak dan aku keringatan hingga bajuku basahkuyup!”
“telan dulu sarapanmu Shane!” Brian terkikik melihatbagaimana teman penakutnya ini bercerita. “apa celanamu basah kuyup? Akukhawatir kamu ngompol, hahahaha” ingin rasanya Shane melempar Brian dengan rotiyang ada di dalam mulutnya. Meskipun yang diucapkan Brian nyaris benar.
“kami juga mengalami hal-hal aneh” Kian menelan sarapannya“seperti yang kita lihat tadi malam”
“aku heran, aku tidak mengalami apapun” jawab Mark santaiseraya menyuap sarapannya, itu roti ketiganya pagi ini.
“Kau tidur seperti mayat, digigit Dracula pun mungkin kautidak akan bangun”
*
“Mungkin kita perlu korban baru”
“yeah memang, tempat ini masih terlalu sepi” orang itu mengusap-ngusap dagunya, ia sedang berfikir.
“si tukang tidur itu, dia selanjutnya. Dia tidak terlalusulit untuk dilumpuhkan” orang itu tersenyum licik kemudian ia beralih pada anakbuahnya “kalian awasi agar mereka tidak macam-macam. Si gendut itu biar akuyang urus, dia bukan masalah besar.” Anak buahnya hanya mengangguk.
*
Hari ini cuaca begitu cerah, sehingga kelima bocah raksasaitu menghabiskan waktu di luar. Entah apa yang mereka lakukan di luar sanasehingga lupa pada kejadian-kejadian aneh di penginapan ini. Mulai dari kejartangkap yang tidak jelas bagaimana peraturan dalam bermainnya, menggelitikiNicky hingga ia hampir mati kejang, menarik-narik celana Brian dan untungnyatidak ada perempuan di sana, mengacak-ngacak poni Kian yang sudah ditatanyadengan minyak rambut selengket lem selama setengah jam tadi pagi, bergendangdengan perut Mark yang buncit karena dia tidur terkapar di tengah halaman, menangkapShane kemudian mengengkatnya tinggi-tinggi lalu melemparnya ke rumput hingga Shaneberteriak “ah! Pinggangku patah!” padahal tidak, dan entah permainan bodoh apalagi yang mereka lakukan.
Brian mengendus-ngendus di ketiaknya kemudian bergumam“ketiakku baunya aneh” teman-temannya hanya tertawa kecil. “tapi aku masihbelum mau masuk ke kamar mandi”
“ah, dasar jorok!” ejek Shane “sebaiknya aku mandi sekarang,badanku sudah lengket”
Sore itu masih terang, matahari masih menampakkan diri. Tapisudah saatnya mereka mandi.
“kau berani mandi sendirian Shane? atau perlu kutemani?”goda Nicky, dan Shane hanya tersenyum kecut padanya kemudian pergi sambilbergumam “aku berani sendirian, lagipula sekarang belum gelap”
“Shane, aku ikut denganmu!” Mark berlari kecil mengejarnya.
“jadi bagaimana? Kita main lagi?” Tanya Brian.
“aku lumayan gerah, Bri” jawab Kian seraya berkipas dengantangannya “mungkin kita bisa bermain di danau itu, pasti segar”
“baiklah”.
*
Shane mandi terburu-buru karena ketakutan, meskipun tadi diaberlagak sok berani di depan teman-temannya dengan mengatakan bahwa sekarangmasih belum gelap. Tapi tetap saja ia ketakutan. Setelah ia keluar dari kamarmandi dan merasa segar, ia rindu rumah dan ia ingin segera menelpon ibunya.
Maka selama beberapa lama terjadilah percakapan ibu dan anakyang begitu manis. Bagaimana Shane mengatakan bahwa ia rindu dengan rumah,masakan ibu, susu segar dari peternakan, bahkan ia rindu dengan cucuan piringyang biasa dikerjalannya, padahal dia baru sehari di penginapan aneh ini. Danpada akhir percakapan dia akan menyatakan bagaimana dia mencintai ibunya,ayahnya, kakak dan abangnya, dan yang terakhir kuda-kudanya yang berada dikandang.Bahkan ia menyebutkan nama kudanya satu per satu dan mewanti-wanti agarmereka merawat kudanya dengan baik.
Akhirnya Shane mengakhiri percakapan itu. telinganya sudahcukup panas karena terlalu lama menempel pada ponselnya. Tidak ada kegiatanyang bisa dilakukan di kamar ini karena dia sendirian, lalu ia memutuskan untukberkumpul dengan teman-temannya. Walaupun kadang mereka menyebalkan, tapi Shanetidak pernah dan tidak akan pernah bisa merasa bosan bersama mereka. Iamelangkah ke pintu dan keluar dari kamar.
Ia menuju kamar Mark pertama-tama, karena kamar si tukangtidur itulah yang paling dekat dengan dengan kamarnya. Ia berjalan di koridor,sama seperti yang dilakukannya kemarin malam. Sepertinya tidak banyak yangberubah antara kemarin dan hari ini. Shane berhenti kembali di depan lorongsempit itu, bau amis kembali tercium. Shane kembali merinding. Hanya iniperbedaanya dengan malam sebelumnya, ada suara ketukan pintu dari atas tanggaitu. Shane bisa melihat jelas bahwa memang ada pintu di atas tangga kecil tuadan dekil itu. untuk sesaat Shane ingin lari dari sana, ini penginapanberhantu! Pasti itu adalah hantu yang berusaha menakut-nakutinya lagi! Namunsetelah dia bisa sedikit berfikir, mungkin saja yang di dalam sana itu adalahkaryawa yang sedang memeriksa ke dalam. Seperti yang dikatakan Jhonatan Grootadi malam, mereka akan segera memeriksanya.
“Halo, siapa di sana?” Shane mesatikan, namun tidak adajawaban. Shane berjalan sedikit mendekat kemudia memanggil lagi, namun tidakada jawaban. Ketukan pintu itu semakin cepat dan keras. Mungkinkah orang diruangan itu tidak bisa mendengarnya karena celah-celah di pintu itu sempitsekali? Mungkin saja, karena celah di bawah pintu bahkan tidak terlihat.Mendengar ketukan yang kencang dan keras, seperti manusia yang sedang panicjuga samar-samar Shane mendengar sesuatu yang mirip dengan suara gumaman, Shanepun yakin bahwa yang ada di dalam adalah manusia.
“Jangan khawatir, aku di sini!” Shane menaiki tangga kecilitu kemudia memutar-mutar gagang pintunya, namun terkunci. “sebentar, aku caribantuan!” Shane berbalik, dank arena pencahayaan di sana kurang, Shaneterpeleset dengan punggung dan kepalanya membentur pintu itu. Shane terduduk dianak tangga dengan seluruh bagian tubuh keskitan.
“kreek” pintu ituterbuka. Shane menoleh Ke pintu itu seraya mengusap-ngusap kepalanya. Iaberusaha bangkit dan syukurlah ia masih bisa berdiri. Ternyata pintu itubenar-benar tua, karena kepala Shane yang lunak itu saja sudah bisa membukanya.Aneh, tidak ada seorangpun yang keluar dari balik pintu itu. suara ketukanpunhilang. Shane kembali merinding, sepertinya memang bukan manusia yang tadimengetuk-ngetuk pintu itu. namun entah bagaimana, atau entah dia mendapatkeberanian dari mana sehingga ia nekat memasuki pintu itu. di dalam hatikecilnya, ada sesuatu yang meminta pertolongan dari dalam sana.
Begitu memasuki pintu itu, bau bangkai yang aromanya begitumenyengat memenuhi saluran pernafasan Shane. ingin muntah rasanya saat Shane menghirupoksigen di sana. Shane milirik ke sebelah kanan kusen pintu dan menemukansakelar. Shane harap sakelar itu akan menghidupkan lampu di ruangan bau ini.
Benar, lampu di ruangan itu hidup. Dan Shane dapat melihatdengan jelas apa benda yang ada di depannya. Shane ternganga dan hanya dapatberucap dalam hati ‘Tuhan! Apa-apaanini?!’. Seonggok jasad manusia yang sudah membusuk. Dagingnya yang penuhdengan bekas luka sudah mulai menghitam. Darah kering menghiasi tubuhnya yangsudah tak berdaya. Shane berbalik, ia harus pergi mencari bantuan atausetidaknya memberitahukan tentang mayat ini kepada teman-temannya.
Shane terkejut melihat siapa yang sudah berdiri di bawahtangga.
Orang itu memakai kemeja dan rok pendek dan semuanya serbahitam , itu adalah seragam khusus para pegawai di sini. Rambut hitamnya yangmengkilat di diikat ke belakang, wajahnya putih bersih, dan mata biru gelapnya,dia orang yang cantik. Perempuan itu menatap tajam pada Shane, di mata Shaneorang ini terlihat menyeramkan.
“apa yang sedang anda lakukan di sini, Tuan Filan?” tanyanyadengan nada dan senyuman yang dingin.
“bagaimana mungkin kalian tidak mengetahui apa yang ada diabalik pintu ini?! Hanya kalian yang bisa keluar masuk ke sini!” Jawab Shanepenuh emosi dan ketakutan. Orang di depannya masih tetap tersenyum sinis.
“yeah, dan mungkin selanjutnya kau yang akan ada di balikpintu itu” perempuan itu mengeluarkan pisau dari belakang punggungnya. Iamemasang ancang-ancang untuk menerkam Shane. namun Shane tidak terlalu bodoh,sebelum ia menerkam Shane, Shane yang menerkamnya terlebih dahulu. Shane segeralompat dan menimpa perempuan itu. pisau yang ada di tangannya terlempar tidakjauh darinya dan perempuan itu berhasil di jatuhkannya. Shane segera berlaridari tempat itu, sebelum perempuan gila itu bangkit dan menikamnya
*
“Ki, aku tidak yakin pemilik penginapan ini memperbolehkankita untuk berenang di di sini” Seru Brian.
“Kenapa?” Tanya Kian seraya melepas Jeans dan kaosnya, iahanya menyisakan boxernya.
“karena mereka tidak menyediakan tempat untuk ganti pakaiandi sini”
“santai saja, sedikit jahil di penginapan ini tidak akanmembuatnya mengusir kita. Hey Nix, Mau ikut berenang? Air danau ini pastisegar, dan mungkin aku bisa berenang bersama hantu penunggunya”
“tidak ah, aku disini saja. Gina pasti malu punya pacar yang mandi sembarangan” Kian menatap Nicky tajam namun ia tetap masukke dalam danau itu. berenang dengan lincah ke sana kemari seperi ikan mas kokikemudian ia mengambil nafas panjang dan menyelam.
“hey! Apa yang kalian lakukan?” Tanya orang yang berpakaianserba hitam, dan bisa dipastikan itu adalah salah satu pegawai di penginapanini. “bilang pada temanmu cepat naik, karena tidak ada yang boleh berenang didanau” meskipun wajahnya tampak cuek,namun Brian dan Nicky tahu bahwa sebenarnya pegawai itu kesal pada mereka.Setelah berkata begitu ia beranjak dan pergi menjauh dari mereka.
“hey Nix, suruh Kian cepat-cepat naik ya. Aku mandi duluan!”Nicky mengangguk mengiyakannya.
Brian berjalan menuju penginapan, namun langkahnya terhentimelihat sesuatu yang agak mencolok di tengah-tengah rumput hijau yang pendek. Besikecil, dan Brian melihatnya lebih dekat lagi. Anak kunci rupanya. Mungkin kuncimilik pegawai sangar tadi, karena tadi dia berdiri di sini. Brian lanjut berjalan menuju penginapan.
*
Sepeti yang mereka duga, danau itu lumayan dalam dan Kiansuka itu. itu seperti tantangan untuknya untuk menyelam hingga ke bagian dasar.Sebagai peselancar yang biasa berenang di air laut yang berombak, menyelam didanau jauh lebih mudah karena tidak ada gelombang yang mengayun-ayun tubuhnya.
Ia menyelam semakin dalam memang agak sulit. Tantanganmenyelam adalah, semakin dalam kamu menyelam maka akan semakin sulit. Tentubukan Kian namanya jika tidak bisa menyelam hingga ke dasar danau itu. Iapenyelam yang hebat!
Dan sekarang ia sudah bisa melihat dasar dari danau itu.Dasar dari danau itu hanya tanah bekas kerukan alat-alat berat. Sejauh matamemandang hanya tanah dan lumut. Sepertinya ada satu lagi, tapi Kian tidakbegitu jelas melihat yang satu ini hingga ia mendekat pada objek tersebut.
Betapa jantungannya Kian menyadari apa objek tersebut. Jasadmanusia yang telah membusuk diikat dengan rantai pada dasar danau! Kian tidaktau pasti sudah berapa lama ia meninggal, tapi Kian yakin pasti sudah lamasekali. Karena konsisinya sudah seperti ini. Kian cepet-cepat naik ke atas. Iaharus memberitahukan teman-temannya!
“BUUAHH!!” Kepala Kian muncul ke atas permukaan air.
“WOW! Betapa lama kau menyelam Ki. Ku kira kau sudah matikehabisan nafas di dalam sana!” Kian tidak terlalu mendengarkannya, ia segeraberenang ke tepi.
Nafas Kian tersengal-sengal ketika dia sampai di pinggirdanau, kemudian dia berusaha naik.
“Nick..” Kian masih terengah “ada mayat di dasar danau itu”Kian berusaha untuk menormalkan nafasnya.
“bagaimana mungkin?! Jika dia benar-benar mayat, harusnyadia mengapung di permukaan”
“dia di rantai di permukaan danau. Kita harus memberitahukanMr.Groo dan menelpon polisi”
Nicky merogoh sakunya, ia harus segera menemukan ponselnyadan menelpon polisi. Sudah pasti mayat itu adalah korban pembunuhan. Danpembunuhan adalah tindak criminal, jadi polisi harus mengetahuinya. Nickymendapatkan ponselnya.
“Maaf tuan-tuan, ada apa di sini?” salah seorang dari 2orang berseragam serba hitam bertanya pada mereka. Ini pelayan yang berbedadari yang menegur mereka tadi.
“ada mayat di dasar danau! Kita harus melapor pada polisi!”jawab Nicky terburu-buru sambil memencet-mencet tombol ponselnya, mencari nomorpolisi terdekat yang sempat dicatatnya saat dalam perjalanan ke sini.
“oh tunggu dulu tuan-tuan” pegawai itu menurunkan tanganNicky agar berhenti memenceti ponselnya. “ada yang ingin aku tunjukkan padakalian, ini hal penting sebelum kalian menelpon polisi. Ayo ikut kami”
“tapi..” Nicky ingin segera menelpon polisi.
“tolong, ikut kami dulu tuan” melihat wajah serius danmemohon dua pegawai ini Kian dan Nicky mengikutinya.
*
Tentu mereka tidakakan membiarkan polisi datang dan mengadakan penyelidikan lagi di penginapanini. Penyelidikan mereka yang sebelumnya saja sudah cukup membuat merekakewalahan. Bahkan kedok mereka nyaris terbuka karena polisi hampir menemukanmayat di salah satu area pengnapan. Kali ini mereka akan membuatnya bersih dantanpa polisi pastinya. Mereka tidak akan membiarkan tamu-tamu merepotkan inimemanggi polisi dan membuat semuanya menjadi kacau!
*
Brian tiba di meja resepsionis dan meja itu kodong tanpa adaseseorang di belakangnya. Brian yang terkadang melakukan hal aneh, memang akanmelakukan hal aneh kali ini. Ia masuk ke belakang meja resepsionis dan duduk dikursi yang biasa tuan Groo duduki. Seperti yang dikatakan Kian tadi, sedikitkejahilan tidak akan membuat mereka di usir. Dan kalimat itulah yang dipegangteguh oleh Brian. Ia bertingkah seolah-olah resepsionis di hotel-hotelberbintang lalu tertawa sendiri, tepat seprti orang tolol.
Kemudian Brian melirik sedikit ke bawah dan melihat sebuahlemari besi yang pastinya tua. Kemudia ia melihat ke lubang kuncinya, di ataslubang kunci itu terdapat merek yang sama dengan kunci yang tadi di dapatnya. Itupunkalau dia tidak salah lihat. Brian mengeluarkan kunci itu dari sakunya, danternyata lubang kunci dan anak kunci itu semerek. Karena prinsip sedikitkejahilan itulah, Brian mencoba memasukkan anak kunci itu kelubangnya. Danlemari besi itu bisa dibuka. Penasaran dengan apa yang ada di dalam lemari itu,karena sepertinya special sekali berada di lemari besi, Brian membukanyalebar-lebar.
Bau bangkai yang menyengat langsung membuat Brian menutuphidung. Matanya terbelalak melihat isi dari lemari besi tersebut. Potongantubuh manusia yang berlumuran darah kering. Mau muntah Brian melihatnya, inisungguh mengerikan! Potongan-potongan itu begitu kecil, tapi Brian bisa yakinbahwa itu adalah potongan tubuh manusia karena ia melihat potongan kepala dan jarikakinya.
“Kau sudah melihatnya ya?” suara itu mengagetkan Brian. Ituadalah suara pegawai yang tadi menegur mereka di danau.
“kenapa kau bisa mempunyai kunci ini?! Kau taukan isi darilemari besi ini?!” Brian sungguh kaget dengan apa yang baru saja dilihatnya,dan dia juga sangat marah! Bagaimana bisa ada manusia sekejam ini.
“kau sudah melihatnya, tidak ada cara lain agar kau menutupmulutmu” orang itu mengeluarkan pisaunya, siap menerkam Brian.
*
Nicky dan Kian yang masih basah kuyup mengikuti dua orangitu pergi ke belakang penginapan, membawa mereka ke sebuah lorong yang belumpernah mereka injak sekalipun.
“memang apa yang ingin kalian tunjukkan?” Tanya Kian tidaksabaran, karena dari tadi dua karyawan berpakaian hitam itu hanya. Dua orang didepan mereka hanya diam namun gerakan mereka sedikit mencurigan karena tanganmereka bergerak-gerak di depan perut mereka.
“ini yang ingin kami tunjukkan” kedua orang itu mengeluarkanpisau dan siap untuk menikam mereka. Serangan pertama mampu mereka hindari dan merekaharus segera pergi dari sana. Mereka berlari sekencang mungkin untukmenghindari dua orang gila berpisau itu. namun mereka dikejutkan dengan orangyang berbaju serba hitam juga berada di depan mereka, lengkap dengan pisautajamnya. Dibelakang mereka ada dua orang, dan satu orang di depan mereka. Dualawan tiga, mereka dikepung, dan tidak ada pilihan lain selain melawan.
*
Apa yang Mark lakukan setelah mandi dapat ditebak, bertemudengan kasur, sepray, dan bantal. Bermain seharian bersama teman-temannyamembuatnya ingin segera berada di atas kasur. Kasurnya empuk, sama sepertiterakhir kali saat ia tiduri, selimutnya juga hangat sama seperti semalam,tapi..
‘tok..tok..tok..’
Apakah suara itu juga sama seperti semalam? Itukah suarayang diceitakan Shane? sekarang Mark bisa mendengarkannya sendiri. Suara itumemang benar-benar berasal dari bawah kasur. Sekarang dia berada pada posisiyang sama dengan Shane. dia begitu ketakutan, bahkan ia terlalu takut untukbergerak dari tempat tidur. Yang dapat dilakukannya sekarang hanyalah menutupidiri dengan selimut, berharap selimut lembut itu dapat melindunginya.
Sepertinya suara ketukan di bawah tempat tidur itu tidakpuas melihat Mark ketakutan, sekarang Mark bisa mendengarkan suara langkahkaki. Mark berdoa dalam hati dan memejamkan matanya rapat-rapat. Tubuhnya sudahbergetar, dia baru saja mandi dan sekarang ia berkeringat lagi.
Orang itu di sana, bersiap dengan pisaunya dan sudah siapuntuk menikam orang yang ada di atas kasur itu. orang yang sungguh penakut!Karena takut hanya dengan mendengar suara ketukan yang tak jelas itu. ia semakin mendekat. Kemudian ia menusukkanpisau itu pada targetnya. Setelah dia mendengar suara erangan ia menarik pisauitu. ia bisa melihat darah yang melekat pada pisau itu.
Mark mengerang kesakitan, ia segera membuka selimutnya danmelihat siapa orang yang baru saja menusuknya. Jhonathan Groo! Dia tersenyumpenuh kemenangan di sana. Mark memegangi lengan atasnya yang tertusuk pisautajam Groo. Groo bersiap-siap untuk menikamnya sekali lagi. Mark harus bergerakcepat untuk menghindarinya.
Tapi siapa sangaka Groo dapat bergerak slincah dirinya,bahkan Mark sendiri kewalahan untuk menghindarinya. Groo menendang kaki kanan Marksaat ia mencoba melewati Groo. Mark tersungkur dan nyaris saja kepalanyamembentur tembok. Groo berdiri di depannya, dia sudah siap untuk mengayunkanpisaunya. Mark mengeluarkan tinjunya ke perut Groo, namun itu tidak membuatGroo terjatuh karena Mark menggunakan tangan kirinya. Mark mendorongnya dengansekuat tenaga dan harus rela dengan sebuah sayatan lagi di tangan kirinya.
Mark segera berlari menuju pintu, dan ternyata pintu ituterkunci! Siapa lagi yang menguncinya jika bukan Groo. Groo berlari ke arah Markdengan pisaunya yang siap menerjang. Mark segera mengelak sehingga pisau Grootertancam di pintu kayu tua itu.
Groo segera menarik pisaunya dan kembali mengarahkannya ke arahMark. Untuk pertama kalinya Mark berhasil menendangnya hingga ia miringiskesakitan. Mark tidak pernah berniat melukai Groo, namun di dalam kondisibegini, dia terpaksa melakukannya. Groo mencoba bangkit dan berusaha menikam Marklagi, lagi, dan lagi. Seberapa banyak Mark melawan Groo, maka semakin banyakpula sayatan di tubuhnya.
Serangan terakhir Groo sebelum Mark terduduk lemas adalah, sebuah lemparan Vas bunga daritanah liat yang tepat mengenai kepala Mark. Mark tau mungkin ini adalahsaat-saat terakhirnya menghirup udara di bumi, dan yang paling ia lakukan saat iniadalah mengatakan kepada semua orang yang dicintainya bahwa ia sangat mencintaimereka. Mark pasrah jika ia harus mati saat ini, mungkin itulah jalannya.
“Aku Cinta kaliansemua!” gumamnya dalam hati dengan air mata mengalir di pipi. Dia tidakbisa melihat Groo dengan jelas, tapi dia tau Groo akan segera mengayunkanpisaunya dan tamatlah riwayatnya.
“Brak!”
“Polisi! Angkat tangan dan buang senjatamu!”
Apa tadi Gro menusuk telinganya? Apa dia salah dengar?Terimakasih Tuhan, kau batalkan jadwal kematiannya.
*
Shane berhasil kaburdari wanita berambut hitam itu dan secepat mungkin menelpon polisi. Walaupunpada akhirnya ia harus melawan wanita itu. Brian dengan susah payah melumpuhkanlawannya hingga pada akhirnya ia mengangkat kursi di belakang meja resepsionisyang berat itu dan mengayunkannya ke kepala lawannya. Kian dan Nicky berhasilmengalahkan tiga orang itu, walaupun mereka mengalami luka yang cukup parah.Bahkan Kian masih hanya mengenakan boxer hingga polisi datang.
Kasus 13 wisatawan domestik yang hilang itu terungkap.Pembunuhnya adalah Jhonatan Groo dan karyawannya. Mereka sengaja membunuhwisatan itu dan memperlakukan mayatnya secara tidak layak agar rohnya tidaktenang dan tetap di bumi, menggentayangi orang-orang di Blaby Hill. Itu suatukepercayaan kuno yang dianut oleh Groo. Dan hal gila itu hanya bertujuan untukmenarik pengunjung agar blaby hill tidak pernah kosong pengunjung dan merekabisa memasang harga yang tinggi!
Dan mereka dapat menyimpulkan sesuatu dar liburan musimpanas mereka yang kacau ini. Tidak ada penginapan berhantu lagi!
mohon maaf atas:
-typo
-kegajeannya bahkan mungkin ada yang nggak ngerti jalan ceritanya
-yang kepanjangan melebihi batas maksimal. seharusnya hanya 5000 kata, namun ini ada 5905 kata. aku nggak tau lagi apa yang harus dimutilasi dari cerita ini.. astaga, sayang mau mutilasinya.. -_-
dan terimakasih atas waktunya yang telah menyempatkan diri untuk membaca cerita ini
ada komentar? :D
ditunggu lhoooooo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar