Minggu, 19 Mei 2013

Bow and String-1

hmm hmm hmm.. this story inspired by "rose trilogy" ! :D buku yang bisa bikin mewek berhari-hari
Alanna: 13 tahun
William: 15 tahun

finnian, kelly, sama Ciaran itu.. kakak"nya Alanna *yang gantengnya cetar membahana XD*
Keavy sama Kian itu ortunya Alanna. nah! William itu anaknya Mark (adopsi)

enjoyyy!!! :D




Dia berdiri di sana. Gadis kecil itu berdiri di depan pagarsekolah. Ia harus segera masuk, dia tidak boleh terlambat pada hari pertama disekolah barunya. Matanya menyapu pemandangan si sekitarnya.

Sinar matahari membuat rambut coklatnya berkilau. Angin sepoi-sepoikota Sligo membuat rambut pendeknya berayun-ayun.  Dia berdiri tegap sambil memegangi taliranselnya, seakan ransel itu akan jatuh jika tidak dipegang baik-baik. CelanaJeans ketat melekat di kaki-kakinya yang panjang semampai. Jaket hitamnya dibiarkantidak dikancing.

Dia bahkan jauh dari kata ‘feminim’, tapi dia keren!

William, sosok pria kecil yang sedari tadi mengamati sosokberambut pendek itu. sekilas ia seperti mengenali sosok yang diamatinya. Untukbeberapa saat ia mengira-ngira siapa anak perempuan yang keren itu. kemudianingat dan sangat yakin bahwa sosok itu adalah Alanna, putri dari kerajaan egan.

Ia ingat betul saat alanna masih sangat kecil. Dia sungguhmanis dengan gaun pendek selutut yang ada gambar beruangnya. Gaun hitam itu sungguhsesuai dengan kulitnya yang putih mulus. Rambut coklat sepunggungnya di kepangkuda dengan poni di keningnya. Sungguh cantik.

Sekarangpun sosok itu masih sangat cantik walaupun rambutcoklatnya dipotong pendek. William tidak akan menarik kata-kata cantik dariAlanna.

Sosok itu sadar dengan siapa yang mengamatinya dari jauh.Alanna melemparkan sebuah senyum manis pada Willian. Belum sempat Will membalassenyuman itu Alanna telah beranjak dari tempatnya berdiri, mencari kelasbarunya mungkin. Namun William tetap tersenyum sipu setelah itu.

*

William Shawn Oliver Micheal MCdaid-Feehilly, bukanlah sosokyang popular di sekolahnya. Dia  termasukanak yang cukup pendiam dan pemalu di banding teman-teman sebayanya. Dibesarkandari pasangan gay, tentu dia mengerti bahwa dia bukanlah anak kandung daripasangan itu. namun dia tidak keberatan dengan itu. orang tua angkatnya sungguhmenyayangi dia seperti anak kandungnya.
Sedikitpun William tidak pernah kekurangan kasih sayang.Ditambah lagi dengan saudara angkatnya matthew, yang tak kalah mencintaiWilliam. Dia tumbuh dan dibesarkan oleh keluarga yang penuh dengan kasihsayang.

Entah karena  ayahnya,Markus Feehily seorang musisi atau alasan lainnya, William begitu menggemarimusic. Dia bisa memainkan beberapa alat music melodis seperti Piano dan Gitar.  Hampir semua Genre music disukainya, asalkanmusic tersebut layak disebut lagu.

Akibat kegilaannya pada music, ruang music sepulang sekolahadalah rumah kedua baginya. Dia tau tidak akan ada orang yang menggunakan ruangmusic selain dia, dan dia sangat menyukai itu. permainan music William tidakbisa diremehkan begitu saja, namun dia memang tidak akan bisa mengendalikandegup jantungnya saat ada orang yang mengamatinya saat bermain music.

Seperti yang sudah William tebak, tidak aka nada orang lainyang ada di ruangan itu selain dia. Ransel birunya di buang sembarangan dan diasegera mendudukin bangku di belakang Piano. ia meregangkan jari-jari panjangnyakemudian meletakkan mereka di atas tuts-tuts putih. Alunan nada-nada indah yangbiasa digunakannya sebagai pemanasan mengalun di seluruh ruangan.

Setelah ia berasa cukup dengan pemanasannya, ia mencobabeberapa lagu yang sedang digemarinya. Senandungnya sesekali terdengar diantara alunan tuts-tuts  piano yang ditekannya.Jari-jarinya seakan bergerak spontan di atas tuts hitam putih itu. tumitnyabergerak naik turun di bawah piano, sebagai acuan untuk ketukan. Kemudia iabernyanyi,mengeluarkan suaranya..

*

Di saat anak-anak lain tengah berdesak-desakan untuk segerakeluar dari gedung sekolah, Alanna masih tetap berada di dalamnya. Sekolahbarunya sungguh mengundang untuk dikelilingin dan di sinilah ia sekarang,ruangan untuk klub tari. Lumayan luas, namun tempat latihannya bersama Mrs.Kent masih lebih bagus dari pada ruangan ini. Mrs.Kent sendiri adalah gurutarinya selain Keavy, ibunya.

Beralih dari ruang tari, Alanna melangkahkan kakinya dimenjauh dari ruangan itu. samar-samar,namun alanna tau pasti bahwa itu adalahsuara piano, terdengar suara lantunan nada-nada harmonis di sekitar koridor.Alanna berjalan mendekati dengan sumber suara itu.

Semakin dekat dengan sumber bunyi, alanna bisa mendengarkansuara seseorang yang tengah bernyanyi dengan iringan nada-nada harmonis yangdidengarnya tadi. Alanna berjalan semakin dekat, dan sekarang ia bisa melihatransel biru yang tergeletak sembarangan di samping pintu ruang music yangterbuka. Alanna yakin bahwa itu ruang music setelah melihat papan yangtertempel di atas pintu dengan tulisan ‘Ruang Musik’ di permukaannya.

Tidak ingin mengganggu orang yang sedang asik bernyanyi itu,Alanna mengintip sedikit ke dalam. Entah karena permainannya yang begitu bagus,atau suara si penyanyi yang merdu, atau mungkin karena si penenyanyinya yangdikenal Alanna itu memiliki wajah yang tampan saat bernyanyi, jantung Alannaberdegup kencang saat itu.

Alanna tidak mengerti apa maksud dari jantungnya yangtiba-tiba berdegup kencang. Namun Alanna masih mengamati si penyanyi yangsepertinya sangat focus pada permainannya, hingga ia tidak tau bahwa ia sedangdiamati.

Ia sering bertemu William jika westlife sedang berkumpul,namun ia tidak bernah melihat William kemudia jantungnya berdebar-debar sepertiini.  Alanna merasa sangat aneh kali ini,namun ia segera melupakannya dan menikmati permainan William.

“Overseas from coastto coast… find the place I love the most! Where the fields are green to see youonce again.. my love”

Alanna tentu tau lagu itu. Salah satu lagu yang dinyanyikanayahnya bersama teman-teman westlifenya. Alanna sungguh menikmatinya, dan diamasih bertahan di sana untuk mendengarkan bait selanjutnya.

“all.. disana kamu rupanya!” Alanna menoleh pada orang yangberbicara itu, kemudian dia tersenyum pada Alanna. “sore ini kamu harus latihanbukan? Ayo kita pulang” Ajak Finnian yang merupakan kakak laki-laki Alanna.Kakak yang setia mengantarnya ke mana-mana, walaupun Ciaran dan Kelly jugapasti bersedia jika di minta. Namun Finnian yang paling sering mengantarnya kemana-mana.

Alanna mengangguk, kemudia kedua egan itu jalan berdampinganmenjauh dari tempat itu.

*

William mendengar ada seseorang yang berbicara di luar sana.Kemudia ia menghentikan permainannya dan bangkit dari kursi piano hitam itu. iamengeluarkan kepalanya dari pintu kemudia menoleh ke kiri dan  kanan. Tidak ada siapa-siapa.

Kemudia ia melirik jam tangannya. ‘tiga puluh menit lagi matthew akan menjemput’ pikirnya. Kemudia iakembali pada pianonya dan menggunakan sisa waktunya untuk bermain bersama alatmusic yang tersedia di sana.

Sebenarnya keluarga Mcdaid-Feehily memiliki Piano dan gitardi rumah, hanya saja William menyukai kesunyian di saat memainkan alat musicitu. ruang music sepulang sekolah jauh lebih sunyi dibandingkan dengan rumah.Karena sudah pasti tidak akan ada yang memperhatikannya di  sini. Berbeda jika di rumah, Matthew ataukedua ayahnya, atau siapa saja yang ada di rumah sering kali diam-diammemperhatikannya saat sedang bermain dengan alat music itu. dan William tidakterlalu menyukai itu.

*

Siang itu, di saat anak-anak lain berbondong-bondong keluardari sekolah, Finnian belum menjemputnya. Berfikir tentang William yang bermain dengan Piano di ruang musicmembuatnya ingin kembali ke sana. Dan keturunan Egan satu ini memiliki sifatambisius bahkan cenderung keras kepala. Jadi, jika kamu berusaha untukmenghentikannya, sepertinya dia tidak akan mendengarkanmu.

Seperti yang seharusnya terjadi, koridor menuju Ruang musicsepi tanpa seorangpun, kecuali Alanna dan berharap saja Will juga ada di sana. Alanabisa mendengar suara dari telapak kakinya yang menginjak-nginjak lantai.Benar-benar sunyi.

Semakin mendekat dengan ruang music, namun suara darituts-tuts piano yang merdu tidak terdengar seperti yang di dengarnya kemarin.Bahkan nyaris tidak ada suara di sana, kecuali suara dari sesuatu
 yang sepetinya sangatkecil sedang bergesekan. Dan suara senar gitar yang di petik dengan tidakberaturan. Alanna mengintip sedikit ke ruang music.

William duduk selonjor di lantai dengan sebuah gitar dipangkuannya. Tangan Kirinya berada pada head gitar, sedang memutar-mutarturning pegs . tangan kanannya sesekali memetik salah satu senarnya. Tidaksalah lagi, William salah menyetem gitar.

“Hay Will!” sapa Ally dengan akrab saat ia masuk ke ruangmusic. William terlonjak kaget dan spontan memutar turning pegs dengan hilangkendali.  “ptaang!’ tali pertama padagitar itu putus dan nyaris saja menyanyat wajah William. Ally memejamkan matasaat tali senar itu tiba-tiba putus. Setelah ia membuka matanya kembali, “maaf”gumam Ally dengan penuh penyesalan. Sepertinya manusia di depannya ini begitumudah terkejut. Tapi jika difikir-fikir, wajar juga jika Will kaget. Harusnyatidak ada orang lain di sini, selain dia. Dan sekarang Ally tiba-tiba datangsambil berkata “hey Will!”. Will tidak pernah berfikir ini akan terjadi.

“maaf aku mengagetkanmu” ulang Ally. William mendongakdengan gugup pada orang yangbaru saja hampir membuatnya serangan jantung, danmengangguk padanya.

“Apa di sini punya cadangan senar?” Tanya Ally dengan tidakenak.

“seharusnya ada” William bangkit berdiri kemudian berjalanke pojok ruangan dengan gitar tadi di tangan kirinya. Di pojokan itu terdapatsebuah box yang cukup besar. Mungkin di sana tempat menyimpan benda-benda kecildi sini. Setelah beberapa saat mengorek-ngorek kotak tesebut, William berbalikpada Alanna “sepertinya habis”. Alanna mendesah kecewa.

“tidak apa-apa. Kita menunggu di luar saja. Ayo!” Williamtersenyum mengajak Alanna, dia tidak marah sedikitpun. Lagi pula itu bukansepenuhnya kesalahan Ally. Lagi pula siapa yang menyuruhnya ke ruang music padajam pulang sekolah?!

“kamu mau pulang sekarang? Masih ada piano yang bisa kamumainkan?” Ally melirik Piano yang berada di sampingnya.

“uhm.. tidak sekaran. Ayo kita menunggu di luar”

*

Di sepanjang koridor Ally bercerita tentang banyak hal,setelah beberapa saat William hanya diam. Entah mungkin karena kesal denganAlly yang tiba-tiba mengagetkan. (hey! Namanya kaget pastinya datangtiba-tiba). Atau mungkin canggung karena mereka memang jarang bertemu apalagiberbicara. Salah satu yang di ceritakannya adalah tingkah konyol kakak-kakaknyadi rumah dan itu membuat William sesekali tersenyum dan tiap kali Williamtersenyum Ally merasa lega. Dia yakin William tidak mempermasalahkan senar yangputus itu .

“nah, aku sudah cukup banyak bercerita tentang kehidupan dirumahku. Bagaimana dengan yang ada di rumahmu?” ketika mereka telah berada diluar bangunan.  Wiliam melirik Allisekilas kemudian menjawab.

“tidak ada yang terlalu menarik. Kecuali…Hanya dua orangpria yang sering kali saling berpelukan” William mengankat bahu dan menolehpada Allana, mengisyaratkan sesuatu. Dan Allanna mengangguk karena ia mengertimaksudnya. “makan malam dengan penuh canda walaupun kadang lawakannya tidaklucu sama sekali kami akan tetap tertawa.” Willam  berhenti sampai di sana. Tidak ingin adakekosongan dialog, Ally segera meresponnya.

“Keluarga yang manis”

“dan penuh kasih sayang” tambah William sambil tersenyummanis.

“ya, dan penuh kasih sayang!” Ally melirik sedan merah yangmelintas di depan pagar sekolah. “itu pasti Finnian” Ally menunjuk sedan merahitu dengan jempol kanannya. “Aku pulang duluan ya!” Kemudia Ally berlari kearah mobil itu berhenti.

*

Sungguh! William tidak mempermasalahkan tentang senar putusdan Alanna yang datang dengan tiba-tiba sehingga ia tidak percaya diri untukmemainkan piano itu. ia terdiam selama perjalanan keluar dari ruang musickarena: mereka memang jarang bertemu apalagi berbicara, sehingga William merasacanggung. Dan alasan ke dua adalah, jantungnya tidak bisa di ajak kompromi!Mengapa ia berdetak begitu kencang! Sekitar 15 menita yang lalu ia merasa wajarjika jantungnya berdetak dengan cepat. Itu karena Alanna yang tiba-tiba datangdan mengagetkannya. Tapi di menit-menit selanjutnya, debaran itu tidak kunjunghilang dan William mulai merasa aneh. Hingga akhirnya Ally menghilang daripandangannya setelah melempar sebuah senyum manis kemudia masuk ke dalam sedanmerah itu.

Bagaimana bisa gadis kecil itu membuat jantungnyaberdebar-debar??

*

Baru beberapa bulan lalu Ally menginjakkan kakinya disekolah ini, namun sepertinya setiap orang di sini sudah menjadi temannya. Diaanak yang sunggu pandai bergaul. Walaupun dia begitu dekat dengan muridlaki-laki, namun orang-orang dapat memakluminya. Karena dia memang seoranggadis kecil tomboy yang jauh dari kesan feminim. Namun orang-orang menganggapbahwa Alanna itu keren, dan memang begitulah kenyataannya.

Berbeda jauh dengan William yang pendiam dan sangat pemalu.Ayolah, dia laki-laki! Bisa-bisanya dia pemalu. Namun memang begitulahkenyataannya. Alanna punya teman di berbagai sudut sekolah. Dan Williamterbiasa sendirian ke mana-mana. Bukan berarti hubungan William denganteman-temannya tidak baik. Ia hanya tidak begitu dekat dengan mereka dansepetinya teman-temannya tidak begitu tertarik untuk mendekatinya.

Teman-temannya tau bahwa William dapat dalam memainkanbeberapa alat musik. Hanya saja ia tidak pernah menunjukkannya jika tidakdiminta oleh si guru music. Teman-temannya hanya mengetahui bahwa ia bisa.Mereka tidak mengetahui bahwa William begitu mahir! Mereka tidak tau karenapermainan William tidak begitu bagus jika di depan teman-temannya. Kegugupanselalu mengacaukan permainannya. Harusnya ia mendapat predikat ‘luar biasa’namun orang-orang hanya melihat itu sebagai ‘biasa’ karena kegugupannya.

Berbeda dengan Alanna yang bakatnya telah di ketauhi bahkandi kagumi semua orang. Tubuhnya bergerak begitu lentur dan gesit saat musicmengiringinya. Bahkan Mrs. Brown yang merupakan pembimbing klub tari terpukaumelihatnya. Betapa luar biasanya anak tiga belas tahun ini! Bahkan ia sudahdiminta untuk mengikuti beberapa lomba antar sekolah dan acara pentas seni yangbiasa dilaksanakan di akhir tahun. itu adalah acara tahunan yang wajib dilaksanakan oleh sekolah ini. Seluruh siswa yang ingin menunjukkan bakatnyadiperbolehkan untuk mengikuti pentas seni ini.  Pentas seni ini memiliki sebuah tujuan yaitu“mencari bakat-bakat terpendam” begitu yang selalu dikatakan sang kepalasekolah pada kata sambutannya sebelum acara pentas seni dimulai.

Tawaran-tawaran yang diajukan pada Alanna sungguh tidak bisaia tolak. Malah dengan senang hati ia ingin melakukannya. Dan dengantawaran-tawaran itu pula, putri Egan ini semakin giat berlatih. Tawaran-tawaranitu adalah pemacu semangatnya. Walaupun tanpa tawaran itu ia akan tetap giatberlatih, karena ia memang sangat suka menari!

“keav.. dia benar-benar mirip kamu! Benar-benar anakmuKeav!” Kian tersenyum bangga saat melihat Alanna tengah berlatih di kamarnya. Putrinyaberlatih keras.

“anak kita, kee” ralat Keavy. Keav mengangguk dengan senyumpada Keavy.

Namun walaupun ia begitu giat dengan latihannya, ia tidakmenunggalkan pelajaran lainnya. Ia mempu membagi waktunya dengan baik. Sungguhprofessional. “persis seperti Kee-an” begitu yang Keavy katakan.

*

Sepertinya hampir semua anak-anak di seluruh dunia membencikata sambutan yang bertele-tele yang sepertinya tidak akan berakhir hingga kakisi kepala sekolah pegal-pegal dan kesemutan. Ally bersyukur mereka tidakmenyediakan kursi untuk si kepala sekolah . Beberapa anak bahkan sudah menguaplebih dari tiga kali, dan Alanna sendiri sudah yang ke lima kali.

“dan saya tidak akan berpanjang lebar…”

‘Jadi yang tadi ituapa namanya kalu bukan panjang lebar?!’ gumam Ally kesal dalam hati.

“mari kita mulai acara pentas seni ini!”

Kalimat terakhir yang diucapkannya sungguh membuat parasiswa bersorak soray! Walaupun ada beberapa yang masih menguap.

Teman sekelas Ally yang wajah imut, ditunjuk sebagai pembawaacara. Dan sekarang Ally mengerti kenapa si wajah imut itu yang di pilih.Orang-orang yang tadi menguap selebar-lebarnya sekarang tersenyum lebar denganwajah segar  saat si imut denganmalu-malu ia berjalan ke atas pentas dan membacakan acara selanjutnya.

“selanjutnya, penampilan dari Dolla Mcleek!” ucapnya dengansuara yang tak kalah imut dari wajahnya. Ally tersenyum mendengarnya. Kemudiansi imut itu jalan terburu-buru ke belakang panggung.

“Ally!” begitu dia sampai di belakang panggung “tolongpegang kertas acara ini dulu. Aku mau ke toilet. Aku sangat gugup!” Ally menerimakertas acara itu kemudia si imut terbirit-birit ke toilet.

Ally membaca isi dari ketas acara itu, yang sudah pastiberisi daftar acara yang akan di tampilkan. Satu persatu Ally membacanya hinggaakhir. Dan Ally agak kecewa setelah membacanya. Tidak ada nama William di sana.Kenapa tidak ada? Inilah yang seharusnya mereka lihat! Sesuatu yang bagus, yangbenar-benar ‘bakat terpendam’ seperti yang diucapkan pada pidato bertele kepalasekolah. Orang-orang harus tau betapa hebatnya dia.

Ally melirik si Dolla Mcleek yang sedang bernyanyi denganpenuh semangat. lagu I love you yang memiliki nada-nada tinggi dinyanyikannyadengan penuh semangat.  Tapi Ally yangmerupakan anak seorang penyanyi, walaupun ia tidak terlalu banyak tau sepertiFinn, bisa menebak bahwa ia tidak akan sanggup untuk menangani bagian reffnya.

“i’m honest
not untauchable
i’m a woman but not free’_
” suaranya seperti tercekik, karena seperti yangAlly duga. Dia tidak akan sanggup. Dia memilih nada dasar yang salah,seharusnya ia menurunkan setidaknya 1 nada dari yang sedang dipakainyasekarang. Itupun jika ia sanggup untuk menghadapi nada-nada rendahnya. Karenamenurut Ally ia memiliki jangkauan suara yang sangat terbatas.

Selama music masih mengalun Dolla Mcleek tetap melanjutkanlagunya. Ally sungguh menghargai itu. kepercayaan diri dari seorang bintangsangatlah penting di atas panggung. Seberapa hebat seseorang dia tidak akanbenar-benar hebat jika dia tidak memiliki kepercayaan diri. Dan sekarang, iasungguh ingin memperlihatkan kepada orang-orang bahwa William itu benar-benarhebat! Mereka harus melihat ini.

Ally melihat ada Spidol kecil di atas tumpukan naskah dramayang sudah acak-acakan. Lalu ia menentukan nomor yang tepat untuk William.

*

William duduk manis di kursi penonton, ia sungguh menikmatipertunjukan ini. Walaupun Dolla Mcleek tidak berhasil di nada tingginya, tapitidak apa. Bahkan William akan mengacungkan keempat jempolnya untuk Dolla ataskepercayaan dirinya. Yang tidak dimiliki William.

Sebenarnya jantung William berdebar-debar saat Dolla Mcleekbernyanyi di atas panggung. Bukan karena Dolla tampil memukau, namun Williamsangat ingin berada di atas panggung. Ia ingin menunjukkan kemampuannya samaseperti yang dilakukan Dolla. Sayangnya William kalah oleh kegugupannya danmemilih untuk duduk manis di bangku penonton.

Penampilan selanjutnya adalah puisi dari salah seorang adikkelasnya. Puisi itu terlalu puistis bagi William karena ia sama sekali tidakmemahami kiasan-kiasan yang di ucapkannya.

“seperti bunga mawar di musim dingin! Wangimu semerbakmengundang para lebah!” nah, setau William tidak ada serangga di musim dingin.William menggaruk-garuk kepala. Sebenarnya dia yang bodoh atau pusisi itu yangterlalu puistis.

Namun setelah si adik kelas membacakan puisinya, Williamtetap bertepuk tangan. Tetap saja, ia tidak memiliki kepercayaan diri sebesaryang dimiliki adik kelasnya. William merasa menjadi seorang pengecut. Iamembayangkan bahwa ia hanya perlu maju ke depan dan bernyanyiseperti yangsering ia lakukan di ruang music . Betapa sederhananya itu? namun ia tidak bisamelakukannya. Merasa menjadi pecundang sat ini tidak ada gunanya. Jadi diamemfokuskan perhatiannya pada pertunjukan ini.

Jantungnya semakin berdebar ketika melihat siapa yang naikke atas pentas. Senyum manis tesungging di bibinya yang merah jambu. Rambutcoklatnya bersinar di antara lampu-lampu panggung yang terang. Dia berdiridengan penuh percaya diri di sana.

Sebenarnya Alanna tidak seorang diri di atas panggung itu,ia bersama teman-teman satu klub tarinya. Hanya saja sosok itu yang palingmemancing perhatian William, sepertinya penonton lain juga berpendapat begitu.

Alanna dan teman-temannya bergerak lincah begitu musicpengiringnya mengalun. Mereka bergerak dengan lincah. Orang-orang sangat terpukaudengan betapa lenturnya tubuh mereka, betapa gesitnya mereka, dan betapamengagumkannya mereka.  William tidakmelepaskan pandangannya dari seseorang yang paling berkilau di matanya, di ataspanggung sana. Alanna. Mungkin karena gerakannya yang terlihat lebih sempurnadi banding teman-temannya, atau mungkin juga karena wajahnya yang sangat cantikdi bandingkan teman-temannya. Garis bawahi yang terakhir, karena itu pendapatWilliam.

Gerakan yang sungguh energik, dan William tahu betul bahwatarian itu menguras banyak tenaga. William bisa melihat keringat yang mulaimembasahi rambut coklat Alanna. Sungguh keringat itu tidak mengurangikecantikannya. Nah, dan yang itu juga pendapat William.

Di bagian Akhir yang merupakan bagian Klimaks, Alannamelompat tinggi dan berputar di udara. Semua orang terpukau melihatnya. Seakantubuh Alanna begitu ringan dan dapat digendong oleh udara. Sungguhmengagumkan.William terdiam dengan detak jantungnya yang begitu rebut. Iasungguh mengagumi sosok itu. dialah bintang sejati.

William tidak lepas-lepas memandangi sosok semampai ituhingga ia menghilang di balik panggung. Kalau pertunjukan tadi bisa di ulang,mungkin William akan mengulang-ngulannya hingga bosan. Masalahnya, Williambegitu yakin bahwa ia tidak akan bosan melihat pertunjukan itu.

Lalu si Imut leesy Jowk muncul dari balik panggung dengankertas kecil di tangannya. Williammempert hatikan orang-orang di sekitarnyayang melotot begitu melihat si imut leesy di atas panggung. Namun Williammenganggap, Ally lebih imut di bandingkan Leesy jowk meskipun Alanna tidakpernah berusaha berpenampilan imut. Ingat, Alanna itu tidak sepenuhnyaperempuan.

*

“selanjutnya! Kita akan melihat penampilan dari..” LessyJowk kesulitan membaca tulisan kecil di antara tulisan-tulisan yang sudah iatulis dengan sangat rapi beberapa hari yang lalu. Ia sangat mempersiapkan untukhari ini. Dan tulisan kecil itu begitu sulit dibaca, bukan hanya kaena kecilnamun tulisan itu juga tumpang tindih dengan tulisan tngannya. Iamengingat-ngingat kapan ia pernah menulis tulisan kecil tidak jelas ini.

Setelah terdiam beberapa saat seperti anak kecil yang lupabedanya huruf ‘b’ dan huruf ‘d’ di atas panggung, akhirnya Leesy bisa membacatulisan jelek itu.

“Mari kita saksikan penampilan dari William Mcdaid-Feehily!”

*

William melongo saat namanya terucap dari bibir kecil Lesyjowk. Ia memastikan bahwa pasti ada William Mcdaid-Feehily lainnya di sekolahini. Yang pastinya, dan seharusnya dia tidak ada di kertas acara itu! ia bahkantidak mendaftarkan diri untuk mengikuti pentas seni itu!

Seseorang menyentuh pundak William “hey Will, itu namamuMcdaid-Feehily. Ayo cepat maju!” seru orang itu. William berharap ia punya namabelakang lain saat ini. Hanya dia yang punya dua nama belakang di sekolah ini.Begitu banyak pasang mata tertuju padanya, memaksanya untuk segera naik ke ataspanggung agar acara ini bisa dilanjutkan.

William menelan ludah, kemudia berdiri dari tempat duduknya.Kemudian berjalan dengan kaki gemetaran menuju belakang panggung. Pentas seniini gila! Pasti ada kesalahan pada acaran ini! William berharap kesalahan ituakan segera diketahui dan panitia akan menghentikannya untuk naik ke ataspanggung.

William sampai di belakang panggung. Ia bisa melihat Alannadan teman-temannya yang baru saja keluar dari panggung. Masih berkeringat dannafas mereka  terengah-engah. Alannatersenyum padanya . Semua orang pasti bisa melihat betapa pucatnya wajahWilliam. Persis seperti vampire yang tiga hari belum mendapatkan mangsa, penuhkeputus asaan.

“ naiklah! Tarik nafasmu kemudian tutup matamu sejenak danberaksi! Yakinlah kamu bisa, maka kamu pasti bisa” William hanya tersenyumsebisa mungkin. Degup jantungnya sudah tidak karuan saat namanya disebutkantadi. Sekarang ditambah lagi dengan senyum Alanna yang membuat jantungnya inginlepas.

William menunduk dan berjalan menuju panggung dengan wajah‘matilah aku’.

“hey!” panggil Alanna. William menoleh ke belakang. “kamulupa gitarmu? Atau mau bermain dengan piano?” Alanna memegang sebuah Gitar,yang tali senarnya sudah diperbaiki William beberpa bulan lalu.

William merai gitar yang di pegang Alanna kemudia bergumam“terimakasih” sambil terseum pahit. Kemudian ia berjalan lunglai ke ataspanggung. Hanya satu alasan mengapa ia memilih gitar dibandingkan Piano. iaingat tiba-tiba teringat dengan lagu Vincent-Don Mclean yang menceritakantentang Vincent  dan lukisannya.  Pentas seni dan hal-hal yang berkaitan denganseni, sepertinya lagu ini cocok. Dan Aransemen yang digunakan Don Mclean dalamlagunya adalah gitar. William tidak dapat berfikir bagaimana iringan yang cocokjika ia menyanyikannya dengan piano. otaknya tidak bisa berfikir selancar yangbiasanya.

Ia tiba di tengah-tengah panggung dan Mike tepat berada didepan bibirnya. Orang-orang sudah memsang wajah tidak sabar pada penampilannya.Bukan karena penasaran pada penampilan William (ok, mereka juga sedikitpenasaran. Mengingat William orang yang pemalu), namun mereka ingin pertunjukanini terus berlanjut tanpa harus menunggu manusia yang leletnya setengah mati,dan belum tentu pertunjukannya memuaskan.

William menuruti kata-kata Alanna tadi. Dia menarik nafasdalam-dalam, kalau bisa ia pingsan saja di panggung ini, namun mungkin itu akanjadi lebih memalukan di banding bernyanyi dengan suara bergetar-getar ataukunci gitar yang tidak sesuai. William memejamkan matanya sejenak kemudiabergumam aku pasti bisa, di dalamhatinya. Ia harus yakin ia bisa! Ia berada di atas panggung. Dia tidak bolehmundur. Pilihannya hanya bernyanyi sebisa mungkin atau kembali ke balikpanggung dengan beban malu seumur hidup. William memilih bernyanyi sebisamungkin. Ia membuka matanya dan focus pada gitar dan suaranya.

Ia mulai memetik senar-senar gitarnya sebagai intro, dan iajuga mulai mendesah. Namun desahannya berhenti ketika ia tau bahwa ia harussegera mengeluarkan suaranya.  Apapunhasilnya ia telah melakukan yang terbaik, yang bisa ia lakukan.

 “Starry, starry night
Paint your palette blue and gray
Look out on a summer's day
With eyes that know the darkness in my soul
Shadows on the hills
Sketch the trees and the daffodils
Catch the breeze and the winter chills
In colors on the snowy linen land

Now I understand what you tried to say to me
And how you suffered for your sanity
How you tried to set them free
They would not listen, they did not know how
Perhaps they'll listen now”


sedikit selingan dengan gitarnya, dan kesempatan untuk Willuntuk mendesah lagi. Kemudia ia harus melanjutkan lagunya.

“Starry, starry night
Flaming flowers that brightly blaze
Swirling clouds in violet haze
Reflect in Vincent's eyes of china blue
Colors changing hue
Morning fields of amber grain
Weathered faces lined in pain
Are soothed beneath the artist's loving hand

Now I understand what you tried to say to me
And how you suffered for your sanity
And how you tried to set them free
They would not listen, they did not know how
Perhaps they'll listen now

For they could not love you
But still your love was true
And when no hope was left inside
On that starry, starry night
You took your life as lovers often do
But I could have told you, Vincent
This world was never meant
For one as beautiful as you”


William terpukau dengan dirinya sendiri, ia bisamelakukannya sejauh ini. Lagu ini sudah hampir selesai dan ia begitumenikmatinya hingga ia melupakan rasa gugupnya. Ia menemukan kuncinya! Nikmatilagumu maka kamu akan nyaman! Pengecut yang selama ini bersemayam di dalam dirinya entah pergi ke mana saatini. William tersenyum lebar. Ia bisa berdiri di atas panggung dengan nyamanseperti Dolla, anik kelasnya, dan Alanna!

“Starry, starry night
Portraits hung in empty halls
Frameless heads on nameless walls
With eyes that watch the world and can't forget
Like the strangers that you've met
The ragged men in ragged clothes
A silver thorn, a bloody rose
Lie crushed and broken on the virgin snow

Now I think I know what you tried to say to me
And how you suffered for your sanity
And how you tried to set them free
They would not listen, they're not listening still
Perhaps they never will”


Tepuk tangan meriah memenuhi udara di seluruh ruangan ini.William tersenyum puas! Ia bisa melakukannya! Mereka memberikannya tepuk tangansama seperti dola dan yang lainnya yang diberi tepuk tangan! Tepuk tangan inibegitu meriah. Ia ingin mendengar tepuk tangan itu lagi dan lagi. Dan ia inginbernyanyi di atas panggung ladi dan lagi!

Sadar ia harus segera kembali ke belakang panggung, Williamsegera beranjak dari tempatnya berdiri dan ia masih tersenyum kegirangan.

Di belakang sana Alanna telah menunggunya. Ia mengangkattelap tangannya untuk ber-‘tos’ dengan William. Dan William menepuk telapaktangan Ally dengan penuh kepuasan. Mereka sama-sama tersenyum. Keduanya merasa puas.

“sekarang aku tau kenapa mereka menyebutmu cowok pemalu”seru Alanna. “wajahmu yang pucat tadi sudah menjelaskan semuanya”

*

Pengalamannya ini sungguh tidak pernah ia lupakan seumurhidupnya! Pertama kalinya ia bernyanyi di depan orang yang begitu banyak denganpenuh percaya diri dan dia melakukannya dengan baik! Pentas seni ini memanggila! William tidak menarik kata-kata itu. tapi pentas seni ini seperti penuhdengan sihir. Siapaun yang melakukan kesalahan itu, William sungguh berterimakasih padanya! Jika tidak ada dia mungkin William tidak akan pernah bernyanyidengan penuh percaya diri seperti tadi.

*

Alanna tersenyum puas melihat senyum Wiliam yang begitulebar. Dia berhasil menunjukkan bahwa Wiliam benar-benar hebat. Dan dengansenyumnya yang begitu cerah, Alanna mengira-ngira bahwa William tidak akanmelupakan saat ia bernyanyi tadi. Yeah, setidaknya dia tidak akan begitugampang melupakannya. Entah kenapa Alanna berharap begitu.mungkin karena ini adalah tahun terakhir William di sini, tahun selanjutnya ia sudah lulus...

Sekarang ia berharap ia telah membuat kenangan indah yangakan diingat William. Ia ingin William ingat ini.

Dan Alanna tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa saatia mengatakan “ naiklah! Tarik nafasmukemudian tutup matamu sejenak dan beraksi! Yakinlah kamu bisa, maka kamu pastibisa”  jantunya berdegup begitukencang!

Sekarang Alanna bertanya-tanya. Apa sebenarnya terjadidengan dirinya?




Bagaimana??? Cerita ini mungkin tidak sepenuhnya berdasarkanTrilogy *nanti susah banget. Lagian kasian kak maria, ntar trilogynya terkupashabis XDv* walaupun Trilogy itu sebenarnya sungguh”membantu. Haha dan menjadiisnpirasi buat bikin cerita ini..  waktulagi ngetik aku tiba-tiba teringat kok cerita ini jadi mirip Camp rock? Williamseperti demi lovato yang takut bernyanyi di depan banyak orang.. maafkan ataskemiripannya L .nahkarena William karakternya belum ada, jadi sesuka hati kubuat karakternyahahaha *digebukin Mark ma Kevin*.

Komen yang panjang!!!!!!!!!!!!! :D

Note: Chapter ke-2 kapan-kapan.. -_- hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar