Minggu, 11 November 2012

Songs for me


We were still in high school
When I first met you
Even then you were the prettiest girl
That I ever knew
And we carved our name on
Everything that we could find
The way that all kids do
And although time has passed
I still get surprised
At the pulling in my chest
When I know you're coming by
If this feeling's proving anything
It's not everything
Is gonna change with time
You're still mine

Did you know when you're around
My heart won't it can't slow down
It beats so hard it makes it hard
To catch my breath, to catch my breath

Don't ever ask me if I'm sorry
Or that I'm here with you
Baby you can bet
I don't regret the girls I never knew
Every day's another first
Another chance for me
To fall in love with you
And I do:

Did you know when you're around
My heart won't it can't slow down
It beats so hard it makes it hard
To catch my breath, to catch my breath

Oh.. when you're with me
I stop seeing
Any way to fail how do I explain
I try to tell you what I'm feeling
But how do I when all words fail

Did you know when you're around
My heart won't, it can't slow down
It beats so hard it makes it hard
To catch my breath, to catch my breath

Did you know when you're around
My heart won't, it can't slow down
It beats so hard it makes it hard

To catch my breath, to catch my breath
To catch my breath, to catch my breath
To catch my breath, to catch my breath


Itulah lagu yang dinyanyikan Fredie di ulang tahunku yang keenam belas. Aku merasa senang sekali dapat mendengarkan suaranya yang merdu dan senyumnya yang manis. Ya, aku menyukainya.. sangat menyukainya. Aku akui itu.
Aku tak akan pernah lupa di hari valentine 7 tahun yang lalu. Fredie mangajakku ke halaman belakang sekolah sambil membawa gitar kesayangannya.  Dia menyanyikan sebuah lagu untukku, no place that far..

I can't imagine any greater fear
Waking up without you here
And though the sun would still shine on
My whole world would all be gone
But not for long


If I had to run
If I had to crawl
If I had to swim a hundred rivers
Just to climb a thousand walls
Always know that I would find a way
To get to where you are
There's no place that far

It wouldn't matter why we're apart
Lonely mouths, two stubborn hearts
Nothing short of God above
Could turn me away from your love
I need you that much
:
If I had to run
If I had to crawl
If I had to swim a hundred rivers
Just to climb a thousand walls
Always know that I would find a way
To get to where you are
There's no place that far


If I had to run
If I had to crawl
If I had to swim a hundred rivers
Just to climb a thousand walls
Always know that I would find a way
To get to where you are
Cos there's no place that far

Cos there's no place that far

            “wow! Lagunya bagus banget. Kamu nyanyinya menghayati banget ya..”
“jelas dong, karena aku akan berjuang seperti yang tertulis pada lagu itu”
“berjuang untuk apa?”
“berjuang untuk mendapatkanmu.” Deg. Jatungku serasa berhenti berdetak. Aku sangat kaget sangat kaget sekaligus senang mendengarnya. Aku hanya bisa mematung saat ini. Ah iya! Hanya dia yang bisa membuatku mematung seperti ini.
“Sam, mau nggak kamu jadi pacarku?” aku terdiam beberapa saat. Aku sangat ingin berkata iya, tapi aku sungguh gugup. Aku berususaha untuk tetap bersikap biasa.
“hmm.. memangnya harus ya aku jadi pacar kamu?” tanyaku dengan menyelidik. Aku hanya ingin tau seberapa besar cintamu padaku Fredie . dengan jawaban yang kamu keluarkan aku harap aku bisa ngukur seberapa besar cintamu padaku.
“harus dong.. kamu kan nggak punya alasan buat nolak aku.”
“ada, kamu itu kan cowok populer yang setiap saat dikerumunin cewek. Kalau aku cemburu terus sakit hati kan mendingan aku nggak pernah suka sama kamu.”
“nah, itu kamu cemburu! Berarti kamu suka aku.”
“itu kan Cuma kalau! Bukan beneran..”
“ok, aku beri alasan kenapa kamu harus jadi pacarku. Alasan pertama, aku selalu berhasil buat kamu bahagia. Alasan kedua, Cuma aku cowok ganteng, bisa main piano, gitar, dan bernyanyi yang menyukaimu.”
“ye... PD banget..”
“PD itu wajib. Alasan ketiga, Cuma aku yang bisa bikin pipimu merah kayak tadi.”
Hah?! Ternyata pipiku merah tadi dan itu akibat ulah Fredie. Ih.. aku kan jadi malu. Duh, pasti sekarang pipiku udah merah lagi.
“Gimana? Kamu mau jadi pacarku?”
“hmm.. nggak...”
“yah.. terpaksa aku menggalau 300 hari 300 malam”
“ye.. emang bertapa. Aku belum selesai ngomong tau.. aku mau bilang nggak.. nggak mungkin aku bisa nolak kamu orang udah bikin aku jatuh cinta.”
“kalau gitu mulai sekarang kita jadian kan?” huh, dasar! Pertanyaan bodoh gitu di tanyain.
“ya iya lah bego” Fredie meletakkan gitarnya dan berdiri. Ia memeluk tubuhku sambil berbisik “Di saat beginipun kamu masih bisa galak ya.. hehe bukan Samantha namanya kalau nggak galak. I love you sam..”
“I love you too Fredie..”
Kami menjalani hari-hari sebagai mana pasangan pada umumnya. Hampir kemanapun kami selalu bersama. Aku masih ingat, biasanya sepulang sekolah kami datang ke taman sambil memakan es krim. Tak jarang pula kami ikut bermain bersama anak-anak di sana.
“sam..” seseorang membuka pintu kamarku dan memanggil namaku. Oh bagus, dia telah berhasil mengacaukan lamunanku. Seperti biasanya, dia masuk tanpa permisi.
“Ada apa?”
“kita ke taman yuk!”
Aku mengganti piamaku dengan jeans dan kaos oblong. Kami  melangkahkan kaki keluar dari apartemenku. Sesampainya di taman aku langsung duduk di bangku tempat biasa kami duduk. Fredie datang belakangan dengan membawa 2 corong es krim.
“es krim vanilla seperti biasanya, Sweety” ujarnya sambil memberikan es krim itu padaku.
“thanks” jawabku sambil tersenyum
“masih sama seperti dulu ya.. kita duduk di bangku taman ini sambil makan es krim. Bahkan rasa es krimnya sama sekali nggak berubah.”
“iya.. masih sama seperti dulu.”
“oh iya, nanti malam kamu dandan yang cantik ya, aku jemput jam 8 malam.”
“loh? Ngapain?”
“udah, pokoknya dandan aja yang cantik.”
***
Seperti yang Fredie suruh, aku berdandan secantik mungkin. Aku memakai gaun yang Fredie pilihkan. Gaun ini pas untukku! selera Fredie lumayan juga.
Bell apartemenku berbunyi, aku yakin pasti itu Freedie.aku segera membuka pintu apartemenku.
“hey Fredie..”
“hay Sweety. You look wonderfull tonight”
“apa Cuma malam ini?”
“nggak sih.. sebenernya kamu selalu terihat cantik di mataku.”
“ah, udah gombalnya. Kita mau pergi ke mana?”
“udah, ikut aja”
Aku hanya bisa pasrah ke mana Fredie membawaku. Aku seperti mengenal jalan yang kami lalului. Oh iya! Ini jalan menuju rumah Fredie. Ya ampun, kalau Cuma mau ngajak aku main ke rumahnya nggak usah sampai nyuruh aku dandan ginian dong.. malah pakai gaun pula. Tapi, Fredie memakai jas dan berdandan rapi. Ah, aneh banget sih..
“kita sampai Sweety..”
“kalau Cuma mau ngajak aku maen ke sini ngapain musti dandan gini segala sih..”
“hehe kalau gini kan cantik.”
“tadi katanya aku selalu cantik..”
“udah deh, yuk masuk”
Fredie membuka pintu rumahnya. Rumah ini hanya di tinggali oleh Fredie seorang. Makanya rumah ini biasa berantakan. Tapi malam ini rumah ini tertata rapi. Meja makan sudah tertata rapi dan Fredie menyalakan lilin yang berada di tengah-tengahnya. Fredie membuka kursi untukku.
“Silhkan duduk Sweety..”
“Thanks honey..”
Kamipun makan malam bersama. Aneh juga Fredie menata rumahnya sedemikian rapi. Padahal biasanya rumah ini seperti kapal pecah. Tapi nggak apa-apa deh Fredie berubah jadi rapi.
Makan malam di atas meja sudah habis kami lahap. Aku melihat Fredie bersikap aneh. Dia terlihat gugup, padahal kami sudah biasa makan malam bersama. Aku menghabiskan wine yang ada di dalam gelasku.
“sam, ke kamar yuk”
“ngapain?”
“ikut aja..”
“eh..” Fredie menarik lenganku masuk ke dalam kamar. Fredie ngapain sih ngajakin aku ke kamar?
“nah, duduk di sini ya..” Fredie menyuruhku duduk di pinggir kasur. Fredie mengambil gitar kesayangannya yang berada di pojok kamar dan duduk di lantai di hadapanku. Ia memetik gitarnya sebagai intro.
So here we stand
In our secret place
Where the sound of the crowd
Is so far away
You take my hand
And it feels like home
We both understand
It's where we belong

So how do I say
Do I say goodbye
We both have our dreams
We both wanna fly
So let's take tonight
To carry us through
The lonely times

I'll always look back
As I walk away
This memory will last for eternity
And all of our tears
Will be lost in the rain
When I find my way back
To your arms again
But until that day
You know you are
The queen of my heart

So let's take tonight
And never let go
While dancing we'll kiss
Like there's no tomorrow
As the stars sparkle down
Like a diamond ring
I'll treasure this moment
Till we meet again

But no matter how far
Or where you may be  
I just close my eyes
And you're in my dreams
And there you will be
Until we meet

I'll always look back
As I walk away
This memory will last for eternity
And all off our tears
Will be lost in the rain
When I find my way back
To your arms again
But until that day
You know you are
The queen of my heart

I'll always look back
As I walk away
This memory will last for eternity
And all off our tears
Will be lost in the rain
When I find my way back
To your arms again
But until that day
You know you are
The queen of my heart

Oh yeah
You're the queen of my heart  
No matter how many years it takes  
I'll do it all to you
Oh yeah
Oh yes you are
The queen of my heart

“ye!! Keren Fredie.. coba setiap hari kamu bisa nyanyi untukku.”
“nah, kalau gitu kamu harus jadi istriku..”
“hah?!” aku heran dengan ucapan Fredie barusan. Fredie menarikku ke dekat jendela dan menggenggam kedua tanganku erat
“Samantha aku ingin menanyakan sesuatu padamu, aku akan menerima apapun jawabanmu. Bulan dan bintang yang berada di atas langit adalah saksinya.”
“ya.. tanya saja”
“Sam, Will you marry me?” oh Freed, tidak mungkin aku jawab tidak. Aku sudah lama menantimu untuk menanyakannya dan akhirnya saat itu tiba juga. Tentu saja dengan penuh keyakinan aku menjawab “yes, I Will.” Fredie memelukku erat dan aku membalasnya dengan memeluknya erat.  Fredie memasangkan sebuah cincin di jari manisku.
***
Aku berada di ruanga pengantin, aku sudah menggunakan gaun pengantin berwarna putih. Aku sudah dandan secantik mungkin untuk hari ini. Aku berjalan menuju altar. Kami mengucapkan janji sehidup semati. Setelah kami mengucapkan janji itu Fredie menciumku.
Dengan gitar kesayangannya ia menyanyikan sebuah lagu untukku. aku suka lagu ini.. sangat suka.. apalagi jika Fredie yang menyanyikannya untuk ku.

Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece

So as long as I live I love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight

What we have is timeless
My love is endless
And with this scream I
Say to the world
You're my every reason you're all that I believe in
With all my heart I mean every world

So as long as I live I love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight

oooh oh
You look so beautiful in white

Na na na na

So beautiful in white
Tonight

And if our daughter's what our future holds
I hope she has your eyes
Finds love like you and I did
Yeah, I wish she falls in love and I will let her go
I'll walk her down the aisle
She'll look so beautiful in white

You look so beautiful in white

So as long as I live I love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight

You look so beautiful in white
Tonight

Oh, betapa indahnya.. aku tidak mau saat ini berlalu. Tuhan hentikanlah waktu atau setidaknya biarlah waktu berjalan lambat.
“Bruk.. auh..” aku terjatuh dari tempat tidur. Ah, ternyata hanya mimpi. Coba saja kenyataan. Hmm, itu adalah mimpi yang sangat indah.
Seingatku tadi malam aku masih berada di kamar Fredie. Tapi, sekarang aku sudah berada di kamarku dan masih menggunakan gaun tadi malam.
“took my hand.. touch my heart,,” ponselku berbunyi. Ini telpon dari ibunya Fredie.
“halo bibi..”
“sam, bisa datang ke rumah sakit sekarang?”
“ada apa bibi? Siapa yang sakit?”
“kamu datang saja dulu ya..”
“baiklah..”
Suara Ibu Fredie terdengar lemah. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan. Aku segera siap-siap dan berangkat ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit aku di sambut dengan isak tangis dari keluarga Fredie. Aku yang heranpun langsung bertanya.
“ada apa ini? Kenapa kalian menangis?”
“sam, ku harap kamu siap menerima kenyataan ini.
“tentu. Aku pasti siap menerimanya. Apa yang terjadi paman?”
“sam.. tadi pagi Fredie kecelakaan, ia sempat kritis tapi sekarang..”
“sekarang dia kenapa paman? Bagaimana keadaannya? Tolong beritau aku paman.” Aku memohon dengan sangat. Hatiku gelisah tak menentu. Mataku panas bahkan air mataku hampir saja jatuh.
“Fredie sudah meninggal..” apa?! Fredieku tersayang yang melarku tadi malam? Tadi malam ia masih memelukku hingga aku terlelap tidur. Tidak! Pasti ini semua nggak benar.
“paman si mana Fredie sekarang? Paman bohongkan? Tadi malam dia melamarku.”
“dia ada di dalam” jawab ayah Fredie lirih.. tanpa basa-basi aku langsung masuk ke dalam dan menemukan seseorang yang terbaring di atas kasur dengan selimut yang menutupinya dari ujung kaku hingga kepala. Perlahan-lahan aku membuka selimut yang menutpi wajahnya. Aku tidak percaya! Kenapa harus Freedie yang berbaring di atas kasur ini? Kenapa harus Fredieku?
Tangisku pecah. Aku memeluk jenazah Fredie..
***
Fredie yang ku sayang, kenapa kamu pergi secepat ini? Padahal kamu kan sudah melamarku dan kita akan menikah. Ya, mungkin inilah yang Tuhan inginkan untuk kita. Aku tidak akan pernah menyalahkan siapapun atas kepergianmu. Karena aku yakin kamu nggak akan tenang jika aku tidaj mengikhlaskan kepergianmu.
Fredie sayang, aku tau meskipun kamu nggak bernyanyi lagi untukku di  sini, tapi kamu masih bernyanyi di hatiku. Karena kamu memang selalu ada di hatiku.. dulu, sekarang, dan selama-lamanya.

This love is unbreakable
Through fire and flame
When all this over
Our love still remains

Tidak ada komentar:

Posting Komentar