Jumat, 16 November 2012

Friendship and Alliance - Part 11

By: Kiki Amalia





Pupil matanya melebar hingga nyaris keluar dari sarang nya. Mereka menjerit, pita suara mereka bergetar hingga membuat seluruh pepohonan beresonansi, dari pusaran air yang bergerak cepat membentuk lingkaran, muncul sosok gurita berwarna coklat tua dengan mata satu nya yang terbelalak.

Mereka tak tahan untuk tak menjerit, sesaat pita suara mereka lupa bagaimana caranya untuk berhenti bergetar. Mata hewan laut itu terpusat pada tujuh pemuda yang ada di hadapan nya, seakan ia tak punya pemandangan lain lagi yang lebih indah untuk membuat retina matanya berpaling dari Mark dan kawan kawan. Gigi nya yang bergeringi mulai terlihat seiring dengan bibir nya yang mulai terbuka, lalu ia melebarkan tentakel nya,

    ''Aaaaaaaaaaaaaa TOLONG!! '' Kian menjerit hebat ketika tentakel itu berhasil melilit tubuh nya dan membuat nya kehilangan kemampuan untuk melakukan respirasi.
Mark, Brian, Nicky, Shane, Viki dan Frey masih terdiam dengan mulut mereka yang menganga, desah nafas mereka masih terdengar sengal seiring dengan paru paru mereka yang belum bisa melakukan respirasi dengan normal. Mereka tak bisa berbuat apa apa, karna menyelamatkan Kian dari lilitan gurita itu sama saja dengan mencari korban selanjutnya.
Ketika mereka masih sibuk mengatur debar jantung mereka yang tak beraturan, sosok burung besar tiba tiba datang dari selatan gunung dengan sayapnya yang ber api- api. Mereka tak yakin itu species burung, besarnya melebihi lebar dinding kamar Kian yang sangat luas di Kastil Sligeach, sayapnya terbentang luas terlihat seperti ia sedang mengibaskan api. Api? Ya.. Api. Sayap lebar nya terbakar api yang membara, paruhnya besar dengan mulut menganga yang nyaris menyamai ukuran gua pasir yang pernah Brian buat ketika ia berlibur di pantai. Burung itu terbang mendekati gurita dan sedetik kemudian, mereka melihat kian sudah tergantung di kaki binatang aves itu.

   ''HEY!!! MAU KAU BAWA KEMANA SEPUPU KU!! '' jerit Mark, namun jeritan nya hanya menjadi korban hempasan angin setelah ia tahu, golongan aves yang lebih menjijikan dari nemathelminthes itu tak akan mendengar ucapan nya, ''Bahkan aku tak yakin ia punya gendang telinga '' gerutu nya kesal
   ''Ia bahkan tak punya telinga! Dasar bodoh! '' ketus Brian dengan mata menjelik.
Sesaat mereka tak tahu harus tertawa atau marah.
   ''Kejar kian! Untuk apa kalian bertengkar hanya karena gendang telinga, ha? '' Seru Nicky, kini nada bicara nya terdengar seperti perintah.

Langkah kaki mereka berhasil memecah kesunyian ketika menginjak dedaunan maple yang mengering di sepanjang jalan, mereka tertegun, tiba tiba saja kaki mereka menolak untuk berjalan lebih jauh. Retina mata mereka menangkap bayangan ratusan pohon maple yang berdiri kokoh dengan ranting ranting yang membentuk kanopi. Mereka hanyut dalam suasana merah hijau oranye yang mengkilat kilat dari setiap dedaunan kanopi yang tembus cahaya karna berinteraksi dengan matahari.

    ''Ini... Mempesona '' sahut Mark, namun mata mereka tiba tiba beralih pandangan ketika ratusan burung api yang mereka lihat di telaga tadi berterbangan mengelilingi mereka.

    ''Tolooong!! Guys!! tolong aku!! '' jeritan itu terdengar begitu jelas ketika masuk mengetuk gendang telinga mereka, lalu mata mereka mulai mencari sumber suara dan menemukan Kian masih terombang ambing di dalam cengkraman kaki sang burung. Dari ukuran nya yang terlihat paling besar, sudah bisa dipastikan ia adalah ketua perkumpulan aves aneh itu.

Mereka berlari mengejar burung yang terus mengibaskan api itu hingga sampai pada sebuah gua di selatan negeri maple yang membuat mata mereka lupa bagaimana caranya berkedip. Selangkah ketika mereka akan memasuki gua, hembusan sayap burung itu menghempaskan tubuh mereka hingga mereka tak mampu lagi bergerak, namun mereka berusaha mengusai tubuh, berjalan pelan menuju gua dan mengintip dari celah celah daun maple kering yang melekat di dinding nya yang lembap.

    ''Psst.. Kian.. Kian '' bisik mereka, kian menoleh, satu detik kemudian, ia sudah berdiri di depan lubang kecil yang mereka sebut '' ventilasi '' namun lebih mirip lubang tikus,
    ''Mark.. Mark, kau masih ingat Cattleya? '' semburnya.
Mark memainkan pupil mata nya sebelum ia mengangguk pasti.
    ''Bagus! Kau temui dia, dan minta bantuan nya! '' sahut Kian lagi.
    ''Apa? Bantuan apa? ''
    ''Hey... Kau ingat burung itu? Kau ingat tempat ini? '' pertanyaan kian yang bertubi tubi membuat otak nya bekerja keras untuk menampilkan kembali semua memori yang tersimpan rapi di sana.
    ''Maplelonia '' sahutnya pelan, Kian mengangguk
    ''Dan burung itu? ''
    '' Sungeopelia? ''
    ''Bagus! Tepat sekali! Kalau kau mau kita selamat, pergi temui Cattleya '' sesaat setelah mengatakan kalimat itu, sosok lelaki bertubuh gemuk dengan kulit yang nyaris membentuk garis horisontal secara keseluruhan datang dengan pupil matanya yang terbakar.
Mereka terpana, sesaat tak percaya mereka bisa melihat api di pupil mata lelaki tua itu. Namun apapun itu, siapapun dia, ia pasti bukan orang baik-baik.
    '' Finnick Odair! Shit! '' ketus Mark, semua melongo, mulut mereka terbuka beberapa milimeter dengan mata yang nyaris tak berkedip.
    ''Apa ini? Apa maplelonia? Sungeopelia? Sekarang finnick odair? Dan siapa itu cattleya? '' pertanyaan Frey yang bertubi tubi membuat pita suara nya bergetar hebat dan ia tak sadar ia sudah menghabiskan hampir seluruh energi nya untuk berbicara, Mark menutup mulut Frey sebelum ia sempat berbicara lebih kuat dari itu, menghentikan respirasi lelaki itu sebentar lebih baik daripada tetap membiarkan mulut nya terbuka.
    ''Apa! kenapa kau menutup mulutku, ha!'' ketusnya.
Mark menggaruk garuk kepalanya, lalu ia menarik tangan lelaki itu, menyuruh nya pergi sebelum ia sempat membantah, yang lain mengikuti di belakang hingga mereka sampai di luar negeri maple itu. Ketika mereka merasa sedikit aman, Mark mulai berbicara.

     “Puluhan tahun lalu, sebelum kastil Sligeach dan kerajaan Sun palace mengusai Philadelphia, ada sebuah negeri yang dipenuhi dengan jutaan pohon maple bernama '' Maplelonia ''. Di dalam nya hidup sepasang species manusia burung bernama Sungeopelia dan Cirretiryus. Sungeopelia adalah species burung yang memiliki relasi dengan matahari, mereka memiliki kekuatan api, dan bayangan api yang membara di pupil mata mereka membuat mata mereka seolah olah terbakar,'' pupil in fire ''. Tubuh mereka kekar dengan pelatuk panjang yang bisa mengoyak ngoyak mangsa mereka dengan sekali serangan, tubuh mereka berwarna hitam pekat dengan sayap melebar hampir menyamai ukuran pesawat terbang. Mereka bisa hidup ratusan tahun dengan energi matahari yang tertanam di dalam darah mereka. Sedangkan Cirretiryus adalah species burung suci yang berwarna putih salju dengan sayap melintang berbentuk Cirrus, sebabnya mereka memiliki relasi dengan awan cirrus dan berasal dari langit. Mereka pandai bernyanyi, membuat syair, dan mereka suka kelembutan. Meskipun tak sekuat Sungeopelia, mereka punya kekuatan untuk menyatukan awan cirrus dan membuat hujan dari sana. Dua species itu hidup damai di Maplelonia sampai akhirnya Finnick Odair- kepala suku Sungeopelia menginginkan kekuasan maplelonia jatuh ke tangan nya, ia membunuh hampir seluruh species Cirretiryus dan menyisakan tak lebih dari separuh jumlah mereka.
    “Pertempuran pun terjadi ketika Cirretiryus dan Sungeopelia sama sama memiliki hasrat untuk menguasai seluruh wilayah maplelonia, darah mengalir deras dari setiap tubuh yang kehilangan nyawa di tanah pertempuran hingga membentuk bendungan, tak ada lagi warna merah cerah di setiap dedaunan maple yang kehilangan klorofil, yang ada hanya warna merah pekat, kental, dan bau amis yang nyaris menutupi seluruh atmosfer Maplelonia.
    “Berfikir bahwa pertempuran hanya akan membuat mereka semua mati dan menjadikan maplelonia berubah menjadi '' bloodnia'', maka mereka sepakat untuk melakukan diplomasi. Ada beberapa hak veto yang dimiliki setiap species yang di dampingi dengan beberapa larangan yang tak boleh dilanggar. Salah satu nya adalah : Cirretiryus dan Sungeopelia tak boleh saling mencintai, menikah, bahkan memiliki anak. Dan para (pemberontak) itu harus dibuang dari maplelonia selamanya.
      “Suatu ketika, seorang gadis Cirretiryus jatuh hati pada seorang lelaki kasta ksatria dari Sungeopelia, pernikahan mereka terjadi setelah pertempuran yang mengakibatkan mereka harus keluar dari maplelonia selamanya. Dari pernikahan itu, lahirlah seorang anak bernama Cattleya, gadis yang akan menjadi '' pemberontak '' dan titik balik dari perjuangan cirretiryus. Nama nya diambil dari bunga efifit suci yang sering melilit pohon maple di sekitar maplelonia. Namun ayah nya meninggal tepat ketika terjadi pemberontakan yang lagi lagi meletus karna Finnick Odair. Setahun setelah itu, ibu nya menikah dengan ayah kian, dan hidup di Kerajaan Eoghan tanpa membawa nya, bukan karna ibu nya melupakan nya begitu saja, namun tak lain karna Cattleya benci pernikahan, dan ia tak sudi jika harus tinggal bersama sosok lelaki yang bahkan tak pernah ia kenal, apalagi untuk memanggilnya '' ayah ''.
   “Mhmm, bagaimana kau tahu semua ini, Mark …?” Bryan curiga dan penasaran.
   “Hey, hanya di dalam kelas Sejarah aku tidak pernah tertidur, kawan…,” Mark menyeringai.
Bryan hanya geleng-geleng kepala.
   ''Jadi... Sekarang bantu aku menemukan Cattleya '' seru Mark kembali ke pokok permasalahan, mereka diam, sesaat mulut mereka terkunci dan gembok nya hilang entah kemana.
Frey menghela nafas pelan, bibir nya membentuk lengkungan ringan yang lebih condong ke kiri,
    ''Baiklah... Bocah, tunjukkan di mana rumahnya dan Viki, gunakan alat mu itu untuk mengantar mereka ke rumah Cattleya.”
Viki yang sejak tadi diam tanpa melakukan apapun sontak mengangkat kepala nya dengan gerakan refleks,  ''Apa? Blinking rune ku maksudmu? ''
   ''Ya.. Itu, terserahlah apa nama nya, cepat! Kita tidak punya banyak waktu '' mendengar perintah itu, otak mereka segera berkerja dan menuntun setiap pasang kaki untuk siap bergerak

   ''SHANE! '' jeritan Brian yang secara tiba tiba berhasil mengetuk gendang telinga mereka dengan kasar, hingga butuh waktu lebih bagi mereka untuk mencerna apa yang barusan terjadi,
   ''SHANE! benar.. Kemana dia? '' tanya Frey, namun sayang... Blinking rune sudah bekerja dan mereka sudah lenyap memasuki pusaran waktu bak segitiga bermuda.

Mereka sampai di depan rumah mungil dengan kaca jendela berbentuk daun maple, di dalam nya, sedang mengintip seorang gadis dengan mata nya yang biru kecoklatan,

    '' Cattleya '' Mark sontak menjerit, namun bayangan itu lari secepat kilat ketika menyambar langit.
    ''Catt.. '' Mark mencoba mengetuk pintu rumah mungil itu, tak ada jawaban.
    ''Catt.. Kumuhon ''
    ''Ada apa kau datang kemari? '' sahutan terdengar dari dalam dan mengalir lembut sampai ke saraf saraf telinga nya, ada secercah harapan yang gadis itu tinggalkan di setiap rangkaian kalimat nya
    ''Aku ingin minta bantuan mu '', terdengar tawa ringan di dalam sana.
   ''Kau tak lebih dari Platyhelmninthes !'' Mark mendesah pelan, menyisakan uap air di kaca jendela tempat ia mengintip barusan, memastikan bahwa yang mengatakan kalimat itu benar benar Cattleya.
    ''Baiklah.. Aku tahu aku parasit.. Tapi aku benar benar butuh bantuanmu '' tak ada jawaban, mereka tak anyal nya patung yang tak patut di hargai, sekalipun mereka turunan golongan manusia berdarah biru.
     ''Catt.. ayolah.. Jangan paksa aku menggunakan mantra harry potter untuk membuka pintu ini! Atau engsel pintu mu akan rusak dan aku tak akan mau memperbaiki nya '' ketus Frey tiba-tiba mengambil alih.
     ''Hey! Kau meminta bantuan tapi kau mengancam nya '' ketus Nicky, belum sempat Frey merespon pernyataan itu, Cattleya keburu membuka pintu dan menyuruh mereka masuk.

Tak ada yang bersuara, suasana sunyi mendekap mereka erat erat hingga tak ada yang bisa keluar dari cengkraman nya, bahkan mereka bisa mendengar detak jantung mereka yang bersahutan sekarang.

    ''Baiklah... Catt, kau ingat sungeopelia? '' Mark mulai berbicara, ia mengangguk, sepertinya gadis itu menaruh harga mahal untuk sekali getaran pita suara nya.
    ''Kian dikurung di sana oleh Finnick Odair, kau harus membantu kami menyelamatkan nya, atau tidak kau juga akan mati '' Nicky berbicara dengan urat leher yang menegang, pertanda ia serius dalam percakapan kali ini.
    ''Aku yakin Finnick sedang berusaha untuk mencuci otak Kian, lalu Kian sendiri yang akan membunuh mu... Ia ingin balas dendam '' Cattleya masih membisu, hanya desahan nafas nya yang sesekali terdengar.
Cattleya dan Kian adalah anak anak pemberontak hasil perkawinan Sungeopelia dan Cirretiryus. Mereka menghasilkan species baru bernama Fengarimulofia, species yang memiliki kekuatan istimewa dengan magnet black hole yang bisa menarik apapun masuk ke pusaran bak segitiga bermuda ketika mereka marah. Mereka tak bisa di bunuh, karna setiap pemberontak adalah darah suci maplelonia, mereka nyawa maplelonia, dan jika mereka di bunuh, maplelonia akan hancur tanpa sisa. Satu satu nya manusia yang bisa membunuh mereka adalah golongan mereka sendiri. Namun para Fengarimulofia hanya memiliki satu nyawa, jika satu dari mereka mati, maka yang lain akan mati.
    ''Breinewosha ''... Cattleya masih ingat betul kemampuan Sungeopelia untuk mencuci otak para tawanan nya, dan ia tak akan membiarkan hal itu terjadi pada Kian.

Hentakan kecil dari sepatu gadis itu berhasil memecah kesunyian yang terjadi, entah bagaimana, hentakan kecil itu terdengar seperti sebuah harapan ketika mengetuk gendang telinga mereka. Tak ada yang harus mereka tanyakan lagi, Cattleya pasti membawa mereka kembali ke maplelonia.

Mereka berlari lari kecil di bawah senja yang mulai membiaskan cahaya nya di setiap dedaunan maple, jeritan keributan menyambut kedatangan mereka hingga mereka harus benar benar hati hati agar Finnick ataupun sungeopelia yang lain tak mendengar deru keributan yang sepatu mereka buat.

   ''Shane? Kau kah itu? '' pertanyaan Kian membuat mereka tak tahan untuk tak menongak, berbagi penglihatan dari lubang tikus yang mereka temukan tadi siang.
Di sana berdiri sosok shane dengan matanya yang berapi api,
     ''Pupil in fire. Bagaimana shane bisa punya itu? '' bisik Frey.
    ''Dasar bodoh! '' ketus lelaki di dalam sana, sedetik kemudian, wajah nya berubah menjadi pak tua dengan kerutan horisontal hampir di seluruh tubuh nya.
    ''Finnick! Shit! Shane yang kita temui tiba tiba dalam perjalanan menuju telaga ternyata sosok Finnick,'' bisik Mark lagi, Nicky dan Brian hanya bisa melongo dengan mulut mereka yang seakan lupa bagaimana caranya agar menutup kembali, ini terlalu rumit untuk di telaah.

Di pergelangan tangan lelaki tua itu, terlihat nadi nya menyembul keluar membentuk burung yang sedang terbang dengan sayap dan mata nya yang berapi, dari sana... Keluar kekuatan magis yang mengarah ke kepala Kian, tepat dimana Cerebrum nya tersimpan aman.

     ''Itu lambang sungeopelia... Dan Finnick sedang mencuci otak Kian, mereka menyebutnya Breinewosh,'' sahut Cattleya.
     ''KIAAAAAAAAN!!!! '' Nicky menjerit hebat, persis seperti anak yang kehilangan ibu nya di tengah tengah keramaian pasar, Finnick menoleh dan mendapati mereka sedang berdiri kaku dengan keringat dingin mengucur deras dari pori pori kulit mereka.
     ''ohh... Kau rupanya.. Seharusnya kau mengucapkan salam, sayang '' sahut Finnick, pergelangan tangan nya melilit leher Cattleya hingga gadis itu merasakan sensai panas karna api yang menyembul keluar dari gambar sungeopelia di nadi lelaki itu.
Cattleya melepas pelukan menjijikan itu tepat ketika Kian keluar dari gua dengan mata nya yang me merah, mereka diam, sesaat mereka lupa bagaimana caranya melakukan respirasi kembali, hingga nyawa mereka tertahan di ujung nafas yang tak tahu lagi harus mereka hembuskan atau tidak. Kian melepas panah nya dengan cepat, hanya berjarak beberapa milimeter dari bahu Cattleya.
      '' Kian.. Ini kami kian!'' jerit Mark
Cattleya marah, mata biru nya menjelit hebat,'' Bodoh! dia tak mengenalmu lagi! '' jeritnya,
Mark terdiam, lengkungan bibir nya menggambarkan bahwa ia benar benar benci situasi ini. Lalu apa hak gadis itu memarahinya? Kalau bukan karena Kian, mungkin sudah ia bunuh gadis tempramen itu sejak tadi. Kian mengejar mereka yang berlari keluar dari maplelonia, pupil mata nya membara di selangi dengan tawa Finnick yang bergema hebat mengusai seluruh atmosfer philadelphia. Busur panah nya sesekali melesat cepat, namun secepat itu pula Cattleya mengubah posisi berlari nya.
Kian berubah bentuk menjadi sosok burung berwarna biru kehitaman dengan api yang membakar sayap sayap nya, Cattleya terpana, kaki nya menolak untuk berlari lebih jauh ketika melihat Kian sudah berdiri di atas pohon maple, tepat dimana di bawah nya ia terduduk lemas dengan lutut yang menumpu kedua kaki nya
    '' ya Tuhan... Finnick benar benar merubah nya '' sahutnya pelan.
    ''CATTLEYA.. AWAS!! '' jeritan itu sudah tak berguna lagi ketika angin datang menelan nya dan busur panah Kian sudah melekat tepat dimana jantung gadis itu tak henti nya memompa darah.
Brian menyeret gadis tempramen itu keluar dari maplelonia sebelum Kian benar benar menghentikan denyut nadi gadis itu.

Mereka sampai di hutan Ztromfist ketika desah nafas Cattleya bahkan bisa mereka hitung dengan jari, Frey mencabut panah itu dan mengobati nya dengan beberapa rempah rempah yang tumbuh menjalar di sepanjang hutan Ztromfist.

Mereka menunggu hingga larut malam, menjaga Cattleya dari seragan Kian yang bisa datang kapan saja, di sini sunyi.. Tak ada suara lain yang terdengar kecuali siulan para jangkrik yang lebih buruk dari suara dentuman pedang. Sinar rembulan mencoba mengintip dari balik ranting pepohonan yang membentuk kanopi di atas sana, sesaat mereka merasa benar benar aman.

    ''Ma..Mark... '' Mark menoleh cepat ketika merasa nama nya dipanggil.
    ''Ya, Catt? '' sahutnya, Cattleya mendesah pelan, ia terdiam beberapa saat sebelum kembali berbicara

    ''Aku tak bisa melawan Kian sendiri, kau tahu apa yang harus kau lakukan? '' Mark mengangguk, lalu ia berjalan mendekat ke arah Bryan, Nicky, Frey dan Vikki yang sedang menghangatkan tubuh di lingkaran perapian.
    ''Kami butuh kalian '' seru mark, mereka diam, mata mereka berakomodasi tepat ke arah Mark yang sekarang sedang duduk di hadapan mereka.
     ''Kami tak bisa melawan Kian sendirian. Kami butuh kalian. Mau kah kalian menjadi bagian dari kami?'' pertanyaan Mark masih mengganjal di saraf saraf telinga mereka, dahi mereka membentuk beberapa baris horisontal tanda pencernaan kalimat yang tak sempurna
   ''Maksudku... Kalian menjadi bagian dari Fengarimulofia. Kita akan menyelamatkan Kian, namun konsekuensi nya... Kalian akan menjadi manusia burung selama lama nya '' mereka diam, hanyut dalam sunyi yang mengikat suasana, api yang mengepul dari perapian terasa lebih panas dari beberapa detik yang lalu, sungguh... Mereka tak tahu harus menjawab apa.


TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar