Jumat, 16 November 2012

Frienship and Alliance-Part 17

By: Maya Theresia





Semua orang terbelalak melihat kejadian itu. Semuanya mengira bahwa raja Kevin terkena panah itu. Memang raja Kevin terkena anak panah itu. Ia hanya terserempet anak panah itu, dengan luka yang tidak begitu parah.
“Kamu baik-baik saja?” tanya Raja Kevin khawatir melihat keadaan istri tercintanya yang lemah.
“tidak.. aku tidak apa-apa. Luka ini tidak lebih sakit jika dibandingkan kedua anakku menghilang dari muka bumi ini.”

Perlahan-lahan Ratu Patricia berubah menjadi sosok manusia, ia masih memeluk erat Kian. Perlahan-lahan air mata Ratu Patricia menetes membasahi pipinya yang putih bersih. Tangan Ratu Patricia bersimbah darah, bekas dari cakaran yang disebabkan oleh putranya sendiri.

Ia tidak menyimpan rasa kesal ataupun marah. Ia tau bahwa yang menyakitinya bukanlah sosok Kian yang sebenarnya. Sosok Kian yang sebenarnya tidak akan pernah sanggup untuk menyakiti Ibunya sendiri.

Ada sedikit kebahagiaan saat Ratu Patricia melihat wajah putranya yang terkulai lemah dalam pelukannya. Ia bahagia karena Kian sudah berubah menjadi Kiannya dulu yang tidak menyukai kekerasan. Ratu Patricia mengecup lembut kening putranya itu, diikuti dengan Raja Kevin yang memeluk Ratu Patricia dan Kian.
“Semuanya pasti akan baik-baik saja..”Bisik raja Kevin.

Serangan bertubi-tubi menyerang kawanan Fengarimulofia. Serangan itu berasal dari kawanan Sungeopolia yang membabi buta. Nicky, Bryan dan Frey terus berusaha melawan mereka. tentu saja mereka kewalahan menghadapi jumlah pasukan Sungeopolia yang sangat banyak. Brian menitipkan Shane pada Raja kevin dan Ratu Patricia yang bersembunyi di semak-semak.
“Tolong titip Shane dulu.. Raja Kevin, ini adalah salah satu tugasmu untuk membantu kami”
“baiklah Brian, aku akan menjaganya. Tapi, lain kali kau tidak boleh memerintah raja” sahut Raja Kevin dengan senyum di masam-masamkan
“hehe.. maafkan aku raja..” Brianpun kembali pergi bertempur bersama dengan pasukan dari kerajaan Eoghan.

Cattleya dan Vikipun ikut bangkit. Dengan seluruh tenaga yang mereka miliki mereka melawan kawanan Sungeopolia. Sebenarnya rasa takut masih menyelimuti mereka berdua. Namun, keberanian mereka telah mengoyak selimut ketakutan itu.

Di sisi lain, Mark yang tidak bisa berubah wujud menjadi Fengarimulofia hanya bisa melawan mereka dengan busur panah yang dibawa oleh prajurit kerajaan Eoghan. Susah payah ia berlari kesana-kemari untuk menghindari serangan dari kawanan Sungeopolia.

Segesit-segesitnya Mark berlari, tentu saja kawanan Fengarimulofia yang jumlahnya banyak itu bisa mengenai Mark yang tidak memiliki pelindung.


Sebuah anak panah berapi yang di tembakkan dari salah satu Fengarimulofia meluncur kencang dengan target sasaran Mark. Mark tidak bisa mengelak dari serang itu karena panah itu meluncur dengan begitu kencangnya.
“Mark!!!” pekik seseorang dari atas. Belum sempat Mark melihat ke atas orang itu sudah menimpa tubuh Mark. Untunglah, akibat jatuhnya orang tersebut, Mark dapat menghindar dari anak panah tersebut.
“huh.. siapa yang menimpaku?!” gumam Mark kesal, namun lega karena dia tidak jadi tetusuk anak panah. Perlahan-lahan ia memokuskan pandngannya yang agak kabur setelah kepalanya tersentak ke tanah saat ia jatuh.
“Mark..” Ujar suara itu penuh dengan keharuan.
“Maghenta..” ujar Mark kaget. Begitu kagetnya Mark begitu ia melihat siapa yang menindihnya saat ini. Ia melihat Maghenta di hadapannya saat ini. Betapa bahagianya Mark dapat melihatnya lagi. Mark tau ia akan melihat Maghenta lagi suatu saat nanti. Hanya saja ia tidak menyangka akan melihatnya sekarang.
“Mark! I really miss you!” seru magy. Ia begitu senang saat ini. Ia sangat gemas melihat wajah Mark yang ia rindukan saat ini. Sangin gemasnya pada Mark, ia meraih Wajah Mark dengan kedua tangannya dan mengecup bibir Mark.

Mark terlihat begitu kaget dengan kejadian ini. Wajahnya yang tadi berwarna putih abu-abu dengan debu yang menghiasinya, sekarang berubah menjadi merah merona dan matanya membesar.

Begitu Maghenta sadar bahwa Mark kaget, ia langsung melepaskan ciumnnya dan turun dari tubuh Mark. Pipi Maghentapun berubah merah padam dengan bibir yang berusaha menahan senyum malu.
“Maaf..” ujar Maghenta lembut..
“ah, iya.. nggak apa-apa” jawab Mark begitu sadar dari kekakuannya.
“Aku kangen bangen sama kamu Mark...” Pipi Magy bertambah merah begitu juga dengan Mark.
“Aku juga.. tapi, bagaimana kamu bisa ada di sini?”
“Aku sendiri juga tidak terlalu mengerti.. Mark, piggangmu sakit ya? Sini aku obati” Maghenta berusaha menyembuhkan Mark dengan sihirnya seperti  pada saat ia menyembuhkan Mark saat terjatuh dari pohon frouzhe tree. Ia meniupkan nafasnya pada pinggang Mark. namun tak terjadi perubahan apapun. Maghenta dan Mark terheran-heran melihatnya.
“Magy, sebaiknya kita menyingkir dulu dari tempat ini! Di sini terlalu berbahaya!” Magypun menurut dan mengikuti Mark ke semak-semak yang cukup lebat.
“Mungkin sekarang aku sudah jadi manusia biasa..” ujar Maghenta.
“memang bagaimana kamu bisa sampai ke sini? Jelaskan saja yang kau tau magy”

Lalu Maghentapun menceritakan apa yang terjadi padanya sampai ia bisa berada di sini

#FlashBack

Setelah Kian dan kawan-kawan pergi meninggalkan hutan Dangerzard, Maghenta tak henti-hentinya mendoakan mereka agar selalu dalam keadaan yang baik-baik saja. Saat sedang berkeliling di hutan Dangerzard, Maghenta melihat Mark dan kawan-kawan dalam bahaya. Sayangnya pengelihatan itu hanya berlangsung sepersekian detik saja. Seketika hati Maghenta berubah panik, ia takut terjadi sesuatu pada Mark.

Maghenta memohon dengan amat sangat meminta perlindungan untuk Mark. entah pada siapa dia meminta, yang jelas ia terus berdoa untuk Mark dan kawan-kawan.
“Tolong jagalah Mereka.. Jagalah Mark... aku tidak mau sampai terjadi apa-apa padanya.. tolong jaga dia... atau biarkanlah aku menjaganya dengan seluruh kekuatan yang aku miliki.. tolong selamatkan mereka!”
*
“setelah itu aku berada di sini dan menemukanmu..” Maghenta megakhiri penjelasannya.
“Kamu kan penjaga hutan, mungkin karena permintaanmu yang sangat tulus kamu diizinkan untuk keluar dari hutan dan menjagaku. Kekuatanmu kan berfungsi untuk menjaga hutan, mungkin kekuatanmu berada si hutan.”
“Mungkin, kekuatanku akan menjaga hutan untuk menggantikanku..”
“hmm..”
“Mark, sekarang bagaimana caranya agar aku bisa membantumu?” tanya Maghenta dengan wajah serius.
“apa kamu yakin ingin membantuku? Nyawamulah taruhannya Magy”
“aku yakin! Tujuanku ke sini adalah untuk melindungimu Mark!”
“tapi, aku tidak bisa kehilangan kamu!” bentak Mark. Maghentapun terdiam mendengar bentakan Mark. terlukis wajah kesedihan saat Mark membentaknya.
“Maafkan aku magy, aku sangat takut kehilanganmu..” Mark meminta maaf lalu memeluk Maghenta erat..
“iya, aku mengerti.. percayalah aku akan baik-baik saja.. kita akan bersama untuk selama-lamanya..” Maghenta tersenyum pada Mark. senyuman itu meyakinkan Mark bahwa Maghenta akan beik-baik saja walau ia mengikuti pertempura ini.
“baiklah.. tapi kamu harus menjadi Fengarimulofia dan aku tidak tau caranya..”
“gunakan keyakinanmu Mark.. seperti saat aku yakin kamu akan baik-baik saja, maka aku bisa melihatmu baik-baik saja saat ini..”
“ya.. mungkin dengan keyakinan dan tujuan yang kuat kita bisa melakukannya. Aku juga akan berubah menjadi Fengarimulofia. Aku tidak akan dikalahkan oleh ketakutanku pada burung”
“ayo kita coba Mark” Markpun mengangguk pasti.  Dengan seluruh keyakinan yang ada meraka percaya bahwa mereka akan berubah menjadi Fengarimulofia.
“tunggu! Aku juga akan berubah menjadi Fengarimulofia!” seru seseorang yang masuk ke dalam semak-semak
“Shane!” ujar Mark kaget.
“jadi ini yang namanya Shane?” tanya Maghenta. Markpun mengangguk.
“Kamu yakin Shane?” tanya Mark
“iya, kalian di sini juga karena aku! Dan aku akan berusaha sekuat tenaga higga titik darah penghabisan untuk membantu kalian!” Shane begitu yakin dan bersemangat dengan jawabannya. Markpun tersenyum dan mengangguk, ia senang karena Shane ingin ikut membantu.
“Baiklah.. sekarang ayo kita satukan keyakinan kita! Yakinlah kita akan menjadi Fengarimulofia!”

Lalu mereka semua memejamkan mata mereka dan percaya akan menjadi Fengarimulofia. Beberapa menit berlalu setelah mereka mencobanya, masih belum terjadi perubahan apapun. Namun mereka tidak menyerah sampai di situ, mereka terus bertahan hingga akhirnya seberkas sinar cahanya muncul di tengah-tengah mereka.

Cahaya itu makin lama makin terang, semakin terang! Hingga akhirnya cahaya itu seperti menghilang terhisap langit. Terlihat 3 sosok Fengarimulofia di tempat cahaya itu muncul tadi. Sesosok Fengarimulofia putih yang gagah dan anggun, seekor Fengarimulofia dengan bulu ungu di kepalanya, dan seekor Fengarimulofia berwarna hijau.


TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar