Rabu, 19 Juni 2013

BoW and String-6

enjoy.... :D

Entah sudah berapa lamaWilliam tidak makan siang satu meja denganAlanna , William tidak menghitungnyanamun terasa cukup lama. William sudah duduk di atas meja makan ditemani denganroti isi. Menu roti isi mungkin sudah terlalu sering untunya, hingga Williamsudah cukup bosan dengan menu itu. mungkin nanti ia akan meminta menu lainuntuk bekal makan siangnya.

William sudah siap untukmakan, namun ada sesuatu yang ditunggu-tunggunya hingga ia menelantarkan makansiangnya itu. matanya tidak berhenti bergerak-gerak menyapu sekitar. Mencarisosok berambut pendek dengan kulit putih mulus bermata biru. Menunggu sosok ituuntuk tiba rasanya sangat lama, namun William tetap bersabar menunggu. Biarlahroti isi itu berdoa sebelum riwayatnya tamat di perut William.

Seperti tercebur ke dalam airasin di pantai Sligo yang segar, akhirnya yang di tunggu-tunggu datang. Alannaberdiri dengan makan siang di tangannya. Bola mata birunya bergerak kekiri-kanan, mencari tempat kosong. Jantung William berdegup kencang saat itu, membuatnyasedikit kesulitan untuk bernafas. Suhu tubuhnya terasa lebih hangat darisebelumnya.

William segera mengangkattangan kanannya, walaupun dengan mau-malu. Tangannya mulai bergerak memanggilAlanna, bibirnya sudah terbuka siap untuk mengeluarkan kata-kata.
“Alanna! Ayo ke sini!”seseorang memanggil-manggil Alanna dengan tangannya berayun-ayun di udara.Alanna segera menoleh pada orang yang memanggilnya. Kemudian ia tersenyum danduduk di bangku kosong di samping orang itu. Barwyn Matheo.

William sudah mengangkattangannya, bibirnya bahkan siap untuk berkata-kata. Namun belum sempat iaberucap apapun, bahkan ia belum mengayunkan tangannya, Barwyn sudahmenawarkannya sebuah bangku kosong. Alanna bahkan mungkin tidak melihat tanganWilliam yang terjulur ke atas.

William memang sudah merasabosan dengan roti isinya, dan kejadian barusan sudah membuat nafsu makannyahilang. William melirik tong sampah di pojok ruangan, terlihat kosong dengan lemaklengket yang  bau di sekitar mulutnya.William berdiri meninggalkan meja makannya dan berjalan mendekati tong sampahitu. William membuang makan siangnya ke dalam tong itu. tong itu terlihat lapardi mata William, biarlah makan siangnya untuk tong yang kelaparan.

*

Alanna duduk berhadapan denganBarwyn matheo. Barwyn adalah pria pendiam, dan itu membuat Alanna sedikitterkejut saat ia menawarkan kursi kosong pada Alanna. Alanna terlihat santai didepan Barwyn dan mulai menyantap makanannya. Namun Alanna merasa agak kikukkarena Barwyn tidak mengucapkan apapun. William biasa seperti itu, namun Alannasudah terbiasa dengan sikapnya. Namun dengan Barwyn? Alanna tidak yakin iaterbiasa dengan kondisi ini. Alanna membuka percakapan di antara mereka berdua.

“di mana Lyana? Dia tidakbersamamu?”
“tidak” jawab Barwyn singkattanpa melihat Alanna, ia hanya mengunyah sambil memperhatikan makan siangnya.Seakan makan siang itu akan lari jika tidak diperhatikan baik-baik.
“kenapa tidak?” Tanya Alannalagi. Awalnya Alanna hanya ingin berbasa-basi dengan manusia di depannya, namuntopic Lyana tidak bersamanya membuat Alanna sedikit bersimpati.
“kami..” Barwyn mendesah,kemudian menjawab dengan lirih “kami sudah putus”

Alanna berhenti mengunyahmakan siangnya, matanya membesar kaget, dan tatapannya itu ditujukan kepadaBarwyn. Bagaimana bisa pasangan ini berpisah? Yang sering Alanna lihat adalahpasangan ini berdiri di depan sekolah sambil berpegangan tangan, atau makansiang bersama di meja yang sama.  Adakahkaitannya hal ini dengan kejadian di toilet waktu itu? Alanna mengunyah makananyang masih berada di dalam mulutnya kemudian menelannya.

“bagaimana bisa kalian putus?”Tanya Alan dengan penuh tanda Tanya.
Barwyn masih masih menatapi makan siangnya sambilmendesah. Desahan yang mirip dengan desah Lyana. Seperti seorang tersangkamenyiapkan jawaban yang tepat kepada hakim, William tampak tidak terlalu siapuntuk menjawab. Namun Alanna tetap diam sambil menunggu. Akhirnya Williammedongakkan kepalanya menatap Alanna. Diam beberapa saat kemudian ia menjawab

“karenaaku sudah tidak mencintainya lagi” Alanna terkejut dengan jawaban itu. menurutAlanna William dan Lyana adalah pasangan yang cocok, yeah, lumayan manis. Danitu berakhir hanya karena Barwyn tidak mencintainya lagi?!
“apadia masih mencintaimu?” Alanna menanyakan lebih rinci tentang mereka berdua.
“diabilang masih. Tapi saat aku bilang aku tidak mencintainya lagi, ia membiarkankupergi.” Barwyn kembali menunduk. Jawabannya tadi terdengar sedikit lirih ditelingan Alanna. Tapi, jika di pikir-pikir, pantaskah ia merasa sedih atas apayang telah ia lakukan?

“tapi,itu bukan alasan untuk tidak mengajaknya makan siang di meja ini”Alannatersenyum kepadanya, dan dibalas dengan senyum sekilas oleh Barwyn. Alannatidak ingin mencampuri urusan mereka lebih dalam lagi. Biarlah urusan mereka,mereka yang urus. Namun Alanna masih menyimpan satu pertanyaan, dan ia harusmenanyakannya. Alanna memutuskan bahwa ini adalah pertanyaan terakhir.

“apaini ada kaitannya dengan kejadian di toilet?” Alanna bertanya dengan hati-hati.
“oh,sama sekali tidak.” Barwyn tersenyum untuk menenangkan Alanna, kemudian iamengulum bibirnya “ini hanya tentang aku”

Alannahanya mengangguk dan melanjutkan makan siangnya. Jika dipikir-pikir, nasibLyana terbilang menyedihkan. Gagal meingukiti lomba balet yang menjadiimpiannya, kemudian dengan terpaksa harus kehilangan kekasih yang paling dicintainya. Ia berbesar hati dengan lomba balet itu,(setidaknya Alannaberfikiran begitu) namun untuk Barwyn? Sanggupkah ia?

Belumlagi penyebab bubarnya hubungan mereka hanya karena Barwyn tidak mencintainyalagi? Bukankah itu terdengar egois? Bagaimana bisa Barwyn yang terlihat begitumencintainya bersikap egois seperti itu?!  Dan Lyana membiarkannya pergi begitu saja?Astaga.. tragedy macam apa yang menimpanya.

Alannamungkin tidak mengerti sepenuhnya dengan apa yang terjadi pada mereka berdua.Namun apapun itu, Alanna prihatin dengan keadaan Lyana.

*

Williammenghabiskan waktu makan siangnya dengan menyendiri. Kekecewaan yangmenyelimutinya sudah cukup untuk menjadi makan siang. Tidak dihiraukannyaperutnya yang bernyanyi dengan nada minor tak beraturan. William hanyamenikmati rasa kekecewaannya dengan mencoba tersenyum. Tersenyum pahit lebihtepatnya.

Iasadar Alanna bukan siapa-aiapa untuknya. Namun kenapa perasaan ini begitumembuatnya seperti orang bodoh? William menutupi wajahnya dengan kedua telapaktangannya. Ia sendiri bingung pada apa yang terjadi dengannya.

Williammengingat-ingat apa yang terjadi dengannya belakangan ini. Bermain di ruangmusic, dan semuanya berjalan sebagaimana mestinya, kecuali perasaan William danbiola yang dipandanginya. Ia berharap Alanna ada di sana memainkan biolanya,tepat di hadapannya, seperti biasa. William menganalisa arti dari perasaannyaitu, itukah yang dimaksud dengan rindu? Mungkin iya.

Danperasaan kecewanya saat Barwyn memanggil Alanna lebih dulu darinya. Jika dipikir-pikir, wajar jika William kecewa. Tapi jika nafsu makannya hilang saatitu juga? Wajarkah? Terlalu banyak pertanyaan yang datang, dan hanya sedikitdari itu yang bisa William jawab.

Betapahebat perasaan William hingga membuatnya kebingungan. Ini adalah kali pertamaWilliam mendapatkan perasaan seaneh ini. Namun William tidak bisa mengingkari,tiap kali ia melihat Alanna, jantungnya berdegup lebih kencang bahkan iamembuatnya sedikit kesulitan untuk bernafas.

PikiranWilliam melayang pada Alanna, ia kembali teringat saat Alanna duduk disampingnya. William masih memingat jelas bau Alanna, mungkin bau tubuhnya ataubau parfum, William tidak begitu banyak tau soal parfum. William juga masihingat bagaimana ketukan dari desahan nafasnya, sikapnya saat bermain piano danbiola, bentuk bibirnya saat berbicara, bahkan tatapannya. William mengingattiap detilnya. Dan ia merasa sedikit bahagia saat mengingatnya. Baiklah, diasudah gila. William akui itu.

Tapisemua pernyataan yang muncul di kepalanya seperti menyimpulkan sesuatu. Sesuatuyang mungkin tanpa ia sadari namun sudah berawal dari waktu yang lama. Williamsulit sekali mempercayainya, dan mencoba untuk mengelak pada kemungkinan lain.Namun ia selalu kembali kepada pertanyaan yang sama.
Mungkinkahia bertemu dengan cinta pertamanya?

*

Alannaberdiri di depan sekolah. Ia sudah menyiapkan ocehannya untuk Finnian karenaterlambat menjemput. Alanna sudah beberapa kali merubah cara berdirinya, iabelum lama berdiri namun menunggu selalu terasa lama bukan?

“HeyAlly!” seseorang menyapanya dari samping. Alanna segera menoleh pada sangpemanggil.
“hey!”jawab Alanna sambil tersenyum ramah. Meskin Alanna tidak terlalu senang dengansikap egoisnya. Yeah, sebagai sesame perempuan, Alanna menentang sikap egoisseperti itu. mulit Barwin seperti ingin berbicara sesuatu, Alanna menunggunyauntuk berbicara. Namun setelah beberapa saat Barwyn tidak mengatakan apa-apa.

“adaapa?” Tanya Alanna yang heran dengan sikap aneh Barwyn.
“bukanapa-apa.belum di jemput?” Tanya Barwyn berbasa-basi. Menemukan pertanyaan yangtepat. Alanna mengangguk sambil tersenyum.

Merekahanya diam, walaupun berdiri bersebelahan. Alanna tidak punya topic yang bagusuntuk dibicarakan. Lagipula ia tidak begitu berminat untuk berbincang-bincangdengan Barwyn. Dan setau Alanna, barwyn itu pendiam, jadi rasanya tidak apa-apajika dibiarkan begini.

“Alanna”Barwyn memanggil namanya. Alanna menoleh pada Barwyn. Barwyn menatapnya denganserius, sambil mendesah dengan kasar. Ia mengumpulakan keberaniannya untuk..untuk ini

Barwynbersimpuh di depan Alanna, seperti yang dilakukan pangeran-pangeran di dalamdongeng tuan putri. Matanya tertuju tajam pada Alanna. Dan Alanna mulai panicdengan orang sinting di depannya.

“Alanna”panggil Barwyn sekali lagi dengan lebih tegas. Tangannya berusaha meraih tangankanan Alanna. Belum sempat barwyn menyentuh tangan Alanna, Alanna segeramengangkatnya tinggi-tinggi. Alanna berharap orang gila ini cepat waras atausegera enyah dari tempat itu.

“Barwyn,cepat bangun sebelum kutendang kepalamu!”
Barwynmelewatkan bagian meraih tangan tuan putrid, seolah tidak mendengarkankata-kata Alanna ia kemudian berbicara “Aku mencintaimu Alanna”

Alannamulai berfikir, beginikah Barwyn yang pendiam itu? pendiam tapi bisa sangatberlebihan di saat-saat tertentu. Alanna yakin ada yang salah dengan kepalaanak satu ini. “jika aku menjadi Lyana,kurelakan ia pergi sejauh-jauhnya!”

“maukahkamu menjadi milikku?” lanjut Barwyn.
Alannamenggaruk-garuk kepalanya dengan kasar, kemudian ia mengamati sekelilingnya.Untung tidak ada yang melihat. Betapa malunya Alanna jika ada yang melihatnyabersama orang gila ini.  Mau diletakkandi mana wajahnya?!

“Barwyn,cepat bangun dan berhenti bermain-main! Ini tidak lucu, kamu mempermalukankankita!” Alanna bersikap tegas pada Barwyn. Alanna yakin, makanan pokok dikeluarga Matheo adalah batu! Karena kepala Barwyn sama keras dengan benda itu!

“Alannatolong jawab pertanyaanku. Maukah kamu menjadi milikku?”
Alannamendesah panjang. Orang gila di depannya benar-benar serius ruapanya. Dan sudahpasti Alana akan menjawab
“maaf,tapi aku tidak mencintaimu” untuk orang gila itu. orang gila seperti Barwyntentu saja tidak masuk dalam daftar Alanna. Walau sebenarnya Alanna tidak punyadaftar untuk laki-laki, karena Alanna sama sekali tidak memikirkan mereka. ApalagiBarwyn yang membuat Alanna ingin di telan bumi saat itu juga.

“sudahkuduga” Barwyn bakhirya berdiri, setelah berimpuh cukup lama di hadapan Alanna.Lutut celana jeansnya kotor dengan debu yang menempel di semen. “mungkin initerlalu cepat, tapi aku hanya ingin kamu tau bahwa aku mencintaimu”

Terbesitingatan akan pembicaraan Alanna bersama Barwyn di ruang makan. Barwyn mengakuibahwa ia tidak mencintai Lyana lagi. Apa itu ada kaitannya dengan Alanna?

“tunggu!Apa hubunganmu dan Lyana berakhir karena aku?” Alanna tidak bermaksud, aku lebih berharga dari Lyana. Ia justrutidak mau menjadi sesuatu yang menyebabkan hubungan mereka berakhir. Apalagi untukmemiliki Matheo, dibayarpun, Alanna tidak akan mau dengannya.

“tidak”jawab Matheo cepat. Sekan mengerti jalan pikiran Alanna. “hubungan kamiberakhir karena aku sudah tidak mencintainya lagi. Kamu sama sekali tidak adakaitannya dengan masalah itu”

Alannamendesah lega. Namun, ia khawatir jika Lyana berfikiran lain dan akan berusahaberbuat yang macam-macam lagi padanya. Siapa yang tau permintaan maaf itu tulusatau tidak? Alanna bukan paranormal yang bisa meramal. Ia hanya gadis biasayang agak menyimpang perilakunya dari perempuan biasanya.

Alannateringan dengan ucapan Lyana ‘dia tidakakan suka melihat kita seperti ini’ . dan siapa ‘dia’ itu? mungkinkahBarwyn? Mungkinkah Barwyn tidak senang jika Alanna dan Lyana saling bermusuhan?

Alannabisa mendengar suara mesin mobil yang halus menghampirinya. Alanna menoleh kesampingnya dan mendapati sedan merah itu sudah berada di sana.
“Akuharus pulang. Sampai jumpa” seru Alanna singkat. Barwyn hanya membalasnyadengan tersenyum pahit. Sudah pasti hatinya hancur berkeping-keping setelahcintanya di tolak. Lagipula, ia menyadari bahwa ia bergerak terlalu cepat danhanya ingin mengungkapkan perasaannya. Dan itu adlah resikonya sebagai seoranglaki-laki berani, dan sekarang silahkan jalani resiko itu.

Barwynmasih bisa melihat Alanna samar-samar di balik kaca hitam mobil itu. iamenatapinya dengan wajah sedih penuh penderitaan. Setelah mobil itu melaju danmenghilang dari pandangannya, Barwyn menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengingat halbodoh yang telah dilakukannya kemudian ia tertawa sendiri. Sudah kubilang, diaitu gila!

 Kemudian ia menepuk dahinya dan tetap tertawa.Bagaimana bisa ia senekat itu pada Alanna, sebesar itukah rasa cintanya padaAlanna? Namun ditolak seperti tadi oleh Alanna tidak membuatnya ingin menangis.Berbeda saat ia meminta putus dari Lyana, ia yang meminta namun ia sendiri yangmenangisi permintaannya. Dunia ini aneh. Barwyn sadar itu. dan ia tidak pahamapa sebenarnya yang ia lakukan.

Mungkinkejadian tadi akan meninggalkan malu yang tidak terhapuskan bagi Barwynterhadap Alanna. Barwyn cukup menyesal telah melakukannya seperti tadi. Alannamemang sangat berbeda dengan Lyana. Jika Lyana luluh hatinya dengan caraseperti tadi. Alanna malah terlihat tidak nyaman dengan caranya tadi.

Mungkinseharian ini Barwyn akan menghabiskan harinya untuk merenung.

*

“jadiitu pacarmu?” Finnian tersenyum jahil, mencoba menggoda Alanna
“diabukan pacarku! Dia pasien rumah sakit jiwa yang lepas” Jawab Alanna kesal.
“yeah,pasien yang cukup tampan, dan kamu menyukainya!” Finnian masih menggoda.
“diamlahFinn!” bentak Alanna seperti biasa.
“hahabetapa manisnya, kencan sepulang sekolah..”
“itubukan kencan! Kami hanya berdiri bersebelahan!”
“oh,memang ada yang berkencan  sambil berdirimembelakangi. Ayo akui saja, yang tadi itu pacarmu kan?” Finnian tertawa saatmenggoda adiknya yang satu ini. Apalagi Alanna paling tidak senang digosipkandengan laki-laki. Finnian sendiri sebenarnya tau bahwa Alanna tidak tertarikuntuk punya pacar seperti anak-anak seusianya. Bahkan Finn sempat berfikirbahwa Alanna memiliki kelainan. Namun ia percaya Alanna tidak seperti itu.Alanna hanya belum bertemu dengan cinta.
“diabukan pacarku Finn!”
“Allykecil punya pacar! Wah.. Maa wajib tau tentang hal ini!”
“FINN!!!!”

*

 William melihat semuanya dari jendela yangberada tepat di depan ruang music. William agak jengkel dengan Barwyn yangbersimpuh ala pangeran di negri mimpi yang ingin mencium tuan putri. Williammemang tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun apapun itu, William merasaada panas yang membuat hatinya perih. Perasaan aneh apalagi ini? Cemburukah ia?

Saatsedan merah itu datang, dan Alanna menghilang di dalamnya, William akhirnyabernafas lega, setelah jantungnya berdebar keras tanpa ritme yang jelas. Barwynmasih berdiri di sana, ia terlihat seperti tertawa. Hal hebat apa yang baru dialaminya. William tidak mau berfikir yang macam-macam seperti, ia menyatakancinta pada Alanna dan Alanna berkata ‘ya, aku mencintaimu juga’

Williamtidak ingin berfikir begitu, namun ketakutannya membuat ia berfikir begitu. Dan..astaga! Apa yang dia takutkan? Kenapa ia merasa seperti ini, kesal, kecewasekaligus takut? William mengacak-ngacak rambutnya.
Apaterjadi, mungkin sudah cukup untuk menjawab semuanya. Sulit untuk diingkari,namun sepertinya, William memang benar telah menemukan cinta pertamanya.

 mohon komennya, supaya bisa lebih baik di chapter slanjutnya. amin! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar